Powered By Blogger

Friday, October 12, 2012

THINK BIG by Ben Carson,MD.

TALENT
Learn to recognize and accept your God given talents (and we all have them). Develop those talents and use them in the career you choose. Remembering T for talent put you far ahead of the game if you take an advantage of what God gives you.

TIME
Learn the importance of time. When you are always on time, people can depend on you. You prove your trustworthiness. Learn not to waste your time, because time is money and time is effort. Time usage is also a talent. God gives some people the ability to manage time. The rest of us have to learn how. And we can!

HOPE
Dont go around with a long face, expecting something bad to happen. Anticipate good things, watch for them.

HONESTY
When you do anything dishonest, you must do something else dishonest to cover up, and your life become hopelessly complex. The same with telling lies. If youre honest, you dont have to remember what you said the last time. Speaking the truth each time makes life amazingly simple.

INSIGHT
Listen and learn from people who have already been where you want to go. Benefit from their mistakes instead of repeating them. Read good books like ghe Bible because they open up new worlds of understanding.

NICE
Be nice to people - all people. If yoire nice to people, they will be nice to you. It takes much less energy to be nice than it does to be mean. Being kind, friendly, and helpful takes less energy and relieves much of the pressure.

KNOWLEDGE
Knowledge is the key to independent living, the key to all your dreams, hopes, and aspiratons. If youre knowledgeable, particularly more knowledgeable than anybody else in a field, you become invaluable and write your own ticket.

BOOKS
I emphasize that active learning from reading is better than passive learning such as liatening to lectures or watching television. When you read, your mind must work by taking themselves into thoughts and concepts. Developing good reading habits is something lkke being champion weightlifter. The champon didnt go to gym one day and start lifting 500 pounds. He toned his muscle, beginning with lighter weights, always building up., preparing for more. Its the same thing with intellectual feats. We develop our minds by reading, by thinking, by figuring out things for ourselves.

IN-DEPTH LEARNING
Superficial learners cram for exams but know nothing two weeks later. In depth learners find that the acquired knowledge become a part of them. They understand more about themselves and their world. They keep building on prior understanding by pilling on new information.

GOD
Never too big for God. Never drop God out of  your life.

Thursday, October 11, 2012

Yourself to Blame

If things go bad for you
And make you a bit ashamed,
Often you will find out that
You have yourself to blame ...

Swiftly we ran to mischief
And then the bad luck came.
Why do we fault others?
We have ourselves to blame ...

Whatever happens to us,
Here are the words to say
"Had it not been for so and so
Things wouldnt have gone that way."

And if you are short of friends,
Ill tell you what to do
Make an examination,
Youll find that faults in you ...

Youre the captain of your ship,
So agree with the same
If you travel downward,
You have yourself to blame.

By Mayme White Miller ; Taken from "Gifted hands: The Ben Carson Story"

Sunday, October 7, 2012

Kalang Kuni

Tott ...Tottt....
Tukang jualan apa sih? Aku pun segera berlari ke arah jendela untuk melihat, tetapi tidak ada apapun kecuali mobil dengan bak terbuka lewat sembari membunyikan klakson.

Saat pertama kali mendengar suara demikian di Singapura, saya pikir itu tukang jualan makanan keliling. Maklum jalanan sekitar rumah saya di Bandung itu nyaris tidak pernah sepi dari rupa-rupa bunyi tukang jualan. Sebut saja tukang batagor, baso malang, lumpia, sate, kue putu dan masih puluhan lagi yang bisa didaftarkan. (termasuk tukang tambal sepatu dan sedot WC). Semuanya memiliki bunyi-bunyian yang memiliki ciri khas tersendiri.

"Kalang Kuni" demikian cara orang Singapura mengucapkan "Karung Guni". Pengaruh bahasa Mandarin yang melafalkan r menjadi l, g menjadi k membuat kosa kata Melayu ini terdengar unik. Karung guni adalah pengumpul barang bekas. Di Indonesia, karung guni lebih populer dengan istilah tukang rongsok atau tukang pulung. Mungkin di masa lampau mereka menggunakan karung goni, karung beras warna coklat dari rami untuk menjalankan aksinya. Sampai saat ini di Indonesia, karung masih dipergunakan oleh tukang rongsok, meski bukan lagi dari rami tetapi bagor putih dari anyaman serat plastik. Kalau di Indonesia, karung guni bermetamorfosis menjadi gerobak, saudara jauh mereka di negeri singa sudah berubah menjadi mobil bak terbuka yang senantiasa membunyikan "tott.. tott.."

Soal jenis barang yang dikumpulkan tidak jauh berbeda, seperti buku, karton, koran-koran bekas hingga barang-barang elektronik. Yang cukup mengejutkan mengenai barang-barang elektronik. Pertanyaan yang terbersit dalam benak kalau rusak mengapa tidak diservis saja? Atau yang masih bagus bisa dijual lagi kan? Ternyata warga di sana lebih memilih membeli barang baru ketimbang berlelah-lelah menservis atau menjual barang lama.

Bunyi klakson karung guni semakin meredup. Mobil karung guni perlahan dengan pasti meninggalkan depan rumah tempat aku  menginap. Ternyata siang itu belum ada warga yang membutuhkan jasanya. Di tengah kenyamanan menikmati kemajuan negeri jiran, suara karung guni seolah mengingatkan kembali akan kampung halaman. Kehangatan suasana Indonesia meski dengan segala kekurangannya.

Karung guni atau tukang rongsok di Indonesia dengan gerobaknya (diambil dari bandung.detik.com)

Salah satu film pendek mengenai karung guni Singapura, courtesy of Anthony Chen
http://www.youtube.com/watch?v=iDpvkrtEM8Y&hd=1




Wednesday, October 3, 2012

Pengamen ala Bromocorah

Dunia kian parah
Membuat gerah
Tak ada ramah tamah
Pengamen ala bromocorah

Lima ratus rupiah
Rapal doa melimpah
Keping duit tak diserah
Keluar sumpah serapah

Nurani berdarah
Dari mulut sama terperah
Bisa ucap berkah
Lebih banyak sampah

Tuesday, October 2, 2012

Braga Festival 2012 (28-30 september 2012)

 Dalam rangka menyambut ulang tahun ke 202, Pemerintah Kota Bandung menggelar berbagai acara. Ada tiga acara besar yang memeriahkan hari jadi ini; Braga Festival (28-30 September 2012) di Jalan Braga, Bandung Airshow di Lanud Husen, dan Bandung Ekspos di Tegalega. Sayang, saya baru sempat mengunjungi salah satunya yaitu Braga Festival, itu pun cuma sekilas sambil lalu saja. Berikut foto-foto yang berhasil terekam di festival hari pertama.

Pintu Masuk Via Jalan Asia Afrika dekat Gedung Konferensi AA yang dihiasi bunga berwarna warni.


Arena stand pameran dari BUMN, instansi pemerintah, dan cenderamata seni

Kesenian tradisional Sunda yang mencuri perhatian khalayak. Bunyi karinding yang menyelusup sesekali di antara liukan suling menjadi keunikan tersendiri.


Pintu Masuk via Naripan, depan Canary Bakery

Bambu, material paling mudah ditemui di festival ini. Bambu merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Barat.

Eksebisi foto-foto tentang Bandung sepanjang Jalan Braga. Sayangnya belum semua pigura terisi saat hari pertama festival. Penempatan deretan pigura ini memberikan kesan lapang dibandingkan penyelenggaraan festival tahun lalu yang nyaris penuh oleh stand.


 Salah satu foto yang berjudul "It's superstar!", melukiskan seorang anak perempuan yang sedang membayar kepada seorang ibu penjual sate. 

Kongkow-kongkow pembawa acara di depan gedung PGN yang dipenuhi coretan (baca: dihiasi) mural-mural seni jalanan (vandalisme atau karya seni? Apapun itu cukup menghidupkan suasana gedung kuno yang menjulang dan pucat pasi membisu)

Pertunjukan musik di pintu masuk festival dari arah Center Point dan Landmark. Gileee, penuh abis. Penonton yang sebagian besar terdiri dari anak-anak SMA berjingkrak-jingkrak secara ritmik dan berjamaah.


Suasana nyaman berjalan di tengah Jalan Braga. Impian warga Bandung di masa depan.
Pohon jati belanda yang ditanam beberapa tahun yang lalu kini sudah mulai berbunga menambah keasrian suasana. "Paving block"  yang dipasang dengan biaya APBD yang tidak sedikit ini menciptakan atmosfir pedestrian di Eropa. Akan tetapi dalam kesehariannya  masih menyisakan masalah. Susunan batu andesit yang sedianya hanya mampu menanggung beban pejalan kaki tetap dibuka untuk dilalui kendaraan. Akibatnya selalu rusak, dan menimbulkan kemacetan.

Semoga pelaksanaan Braga Festival di masa yang akan datang lebih baik. Bukan saja menjadi sumber pemasukan pendapatan asli daerah dan keuntungan dunia usaha, tetapi juga ajang pencurahan daya kreativitas masyarakat Bandung yang nyaris terbenam oleh kemacetan lalu lintas yang tiada ada habisnya. Mewujudkan Bandung yang genah, merenah tur tumaninah.