Biasanya orang senang loh kalo cuaca cerah
apalagi gak mendung
bisa liat langit biru
Tapi Paskal berduka
saat Mega (=awan), teman kami tiada
langit yang cerah mendadak mendung
Jumat siang Mega KLL
Diagnosis masuk Severe HI dengan GCS 7
Waduh-waduh kontan aja masuk ICU
Semua orang berdoa
Tua muda bersatu padu
menghantar permohonan pada Tuhan
Manusia berkehendak
Tetap Tuhan yang menentukan
Mega dipanggil pulang
Kini ia sudah aman di pangkuan Tuhan yang mengasihinya
Hidup senang
dan bahagia
dalam keceriaan abadi
Mengingatkanku
bahwa maut bisa datang sewaktu-waktu
tapa diduga dan tanpa dikira belumnya
Padahal kurang lebih 1 minggu yang lalu
sepupuku Andri meninggal juga
DK/ Susp. Viral meningitis
Seumur aku juga
Pasti sedih banget ortunya
Dan lagi siapa sangka
Dan siapa menduga
Merenungkan dalam hati dalam-dalam
Thursday, November 20, 2008
Bike to Church part1
Hari minggu kemarin (16/11), adalah pengalaman yang paling heboh buatku. Setelah sekian lama kupendam keinginanku, akhirnya hari minggu kemarin aku berhasil mengendarai sepeda ke jalan raya. Selama ini bukan hanya nyaliku yang kelap-kelip lalu habis dihembus angin tapi memang ortu bersikeras melarang karena berbahaya. Tapi bagaimana yach, aku benar-benar ingin mencobanya. Mungkin ingin membuktikan aku mampu dan sanggup bertanggung jawab akan diriku sendiri.
Biasanya aku ke gereja jam 7 pagi, tapi sesat setelah bangun terbersit keinginan untuk ke gereja siang hari. Berturut dengan itu muncul ide untuk ke gereja dengan naik sepeda. Kusingkirkan semua keraguan sambil meyakinkan diri bahwa aku mampu dan hanya perlu berhati-hati saja.
Maka kubulatkan tekadku untuk mengayuh si kereta angin.
Pertama kali memang agak terseok-seok, sampai-sampai agak malu dengan tetangga. Namun masak udah pakai helm dan baju rapih trus ngiprit balik lagi. Akhirnya dengan semangat 45 kuterjang saja. Di jalanan memang ramai (defisini ramai jika dibandingkan jalanan kompleks yang sepii..) Setiap lewat perempatan terutama harus memotong arus tentu saja membuatku deg-deg an, akan tetapi syukurlah ada saja kemudahan yang dibukakan saat diperlukan. Kunikmati perjalanan ini, sembari ada perasaan senang dan bahagia karena sudah berhasil mengalahkan rasa takut dalam diriku.
Langit biru membentang menyambut perjalananku.
Udara pagi nan sejuk lembut membelai wajah dan rambutku.
Sepanjang jalan pepohonan dan bunga merayakan jejak sepedaku.
Rute yang kulewati: Melong asih-Cijerah-Sudirman-Rajawali-Dadali-Garuda-ARS-Husen-Guung Batu-SS. Nah di rute terakhir ini, stamina dan tenaga dijajal habis. Gimana enggak harus nanjak SS yang lumayan miring. Paling tidak buat begginer seperti diriku haaah... ya capek lah.
Peluh dan keringat bercucuran deras membasahi mukaku dan badan.
Nafas pun tersengal-sengal.
Otot kuadriseps femoris dibanjri asam -asam laktat yang menyempil menimbul pegal
Akhirnya bakating teu kiat deui abdi teh, sepedanya kudorong saja deh. Biarin ah dilaitin orang juga. Habis gimana lagi capek luar biasa. Setibanya di gereja aku pun bersimbah keringat, namun aku benar-benar sangat senang. Orang-orang punmenatap kagum dan senang, abis jarang-jarang aku datang ke kebaktian pemuda di SS apalagi naik sepeda pula.
Biasanya aku ke gereja jam 7 pagi, tapi sesat setelah bangun terbersit keinginan untuk ke gereja siang hari. Berturut dengan itu muncul ide untuk ke gereja dengan naik sepeda. Kusingkirkan semua keraguan sambil meyakinkan diri bahwa aku mampu dan hanya perlu berhati-hati saja.
Maka kubulatkan tekadku untuk mengayuh si kereta angin.
Pertama kali memang agak terseok-seok, sampai-sampai agak malu dengan tetangga. Namun masak udah pakai helm dan baju rapih trus ngiprit balik lagi. Akhirnya dengan semangat 45 kuterjang saja. Di jalanan memang ramai (defisini ramai jika dibandingkan jalanan kompleks yang sepii..) Setiap lewat perempatan terutama harus memotong arus tentu saja membuatku deg-deg an, akan tetapi syukurlah ada saja kemudahan yang dibukakan saat diperlukan. Kunikmati perjalanan ini, sembari ada perasaan senang dan bahagia karena sudah berhasil mengalahkan rasa takut dalam diriku.
Langit biru membentang menyambut perjalananku.
Udara pagi nan sejuk lembut membelai wajah dan rambutku.
Sepanjang jalan pepohonan dan bunga merayakan jejak sepedaku.
Rute yang kulewati: Melong asih-Cijerah-Sudirman-Rajawali-Dadali-Garuda-ARS-Husen-Guung Batu-SS. Nah di rute terakhir ini, stamina dan tenaga dijajal habis. Gimana enggak harus nanjak SS yang lumayan miring. Paling tidak buat begginer seperti diriku haaah... ya capek lah.
Peluh dan keringat bercucuran deras membasahi mukaku dan badan.
Nafas pun tersengal-sengal.
Otot kuadriseps femoris dibanjri asam -asam laktat yang menyempil menimbul pegal
Akhirnya bakating teu kiat deui abdi teh, sepedanya kudorong saja deh. Biarin ah dilaitin orang juga. Habis gimana lagi capek luar biasa. Setibanya di gereja aku pun bersimbah keringat, namun aku benar-benar sangat senang. Orang-orang punmenatap kagum dan senang, abis jarang-jarang aku datang ke kebaktian pemuda di SS apalagi naik sepeda pula.
Riak Hati
Raga melayang
Rasa mengambang
di kolam bak kiambang
diayun riak air kian kemari
dihempas ombak kesana dan kesini
Dunia serasa tidak nyata
Hari demi hari berlalu sia-sia
Tawa ceria rasa hampa
Lubang lubang menganga
penuh dengan banyak tanya
Rasa mengambang
di kolam bak kiambang
diayun riak air kian kemari
dihempas ombak kesana dan kesini
Dunia serasa tidak nyata
Hari demi hari berlalu sia-sia
Tawa ceria rasa hampa
Lubang lubang menganga
penuh dengan banyak tanya
Saturday, November 8, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)