Powered By Blogger

Tuesday, December 22, 2009

Mendefinisikan Kota Kreatif

Minggu, 20 Desember 2009 | 02:33 WIB

Ninuk Mardiana Pambudy & Putu Fajar Arcana

Bandung adalah kota di Indonesia yang warganya secara sadar berinisiatif menjadikan kota mereka sebagai kota kreatif. Lalu, apa pentingnya menjadikan sebuah kota sebagai kota kreatif?

Richard Florida, salah satu orang yang pertama-tama meneorikan ekonomi kreatif, mengatakan, saat ini masyarakat dunia memasuki transformasi besar dalam ekonomi, yaitu ekonomi kreatif. Karena itu, kota, kabupaten, atau provinsi tidak cukup hanya mengandalkan insentif ekonomi bila ingin menarik investasi di wilayah mereka.

Itu berarti, kata Florida, kota-kota harus lebih menumbuhkan ”iklim orang-orang” daripada iklim bisnis (The Rise of Creative Class, Richard Florida, Basic Books, 2004). Itu artinya, membangun apa-apa yang diperlukan untuk mendukung kreativitas di semua lini dan membangun komunitas-komunitas yang dapat menarik orang-orang kreatif.

Dalam wujud konkret, Bandung memperlihatkan upaya warganya menjadikan kota sebagai wilayah yang menarik untuk orang-orang kreatif. Mereka adalah akademisi, pelaku seni dan budaya, orang-orang yang menggunakan kreativitas, keterampilan, dan daya cipta untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja.

Helarfest kedua tahun ini hanyalah upaya membangun kesadaran bersama tentang potensi kota itu untuk menjadi kota kreatif.

Bila tahun lalu ada 31 kegiatan, tahun ini, menurut koordinator Helarfest 2009, Tb Fiki Satari, ada 66 kegiatan. Bila tahun lalu perayaan itu berjalan tanpa kesertaan pemerintah kota dan provinsi, tahun ini pemerintah kota memberi Rp 500 juta dan pemprov mengiur Rp 500 juta.

Pemerintah kota

Keterlibatan pemerintah kota dan provinsi menjadi penting karena mereka memiliki sumber daya kebijakan dan dana untuk menjadikan kota menarik dan memunculkan orang kreatif dan berbakat.

Meski begitu, dalam sarasehan pada Minggu (13/12) antara wadah 30 komunitas kreatif Bandung, Bandung Creative Community Forum (BCCF), pemerintah kota dan provinsi, serta komunitas kreatif kota-kota lain di Jawa Barat, tampaknya pemerintah kota dan provinsi serta DPRD masih perlu belajar arti ekonomi kreatif dan peran pemerintah.

Respons wakil dari Bappeda Jawa Barat, misalnya, mengimplikasikan pengertian menumbuhkan ekonomi kreatif adalah menumbuhkan usaha kecil-menengah, sementara dinas pariwisata menyiratkan pemahaman ruang kota sebatas gedung.

Andar Manik, pelaku seni budaya di Bandung, tidak sepaham. Menurut dia, komunitas dibangun secara informal dan mengalir oleh orang-orang dengan minat dan kepedulian sama. Beberapa di antara mereka mungkin saja kemudian menjadikan minatnya itu sebagai bisnis.

”Komunitas tidak sama dengan UKM. Hubungan antara pemerintah dan komunitas jangan top-down. Sebaiknya informal saja supaya sifat kreatifnya tidak hilang,” kata Andar Manik.

Ketua BCCF Ridwan Kamil meminta agar pemerintah jangan langsung melompat pada ujung akhir ekonomi kreatif, yaitu hadirnya bisnis, dan karena itu memakai pendekatan UKM dan kredit. Pemerintah harus ikut dalam proses ekonomi kreatif dengan pertama-tama menumbuhkan komunitas kreatif melalui pendidikan dan penciptaan infrastruktur kota yang merangsang lahirnya ide kreatif.

”Orang kreatif di Bandung lahir karena pendidikan. Itu harus dimulai dari usia taman kanak-kanak, menumbuhkan keberanian anak memamerkan ide kreatif,” kata Ridwan, pengajar arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Orang kreatif, tambah Ridwan, perlu ruang berinteraksi yang nyaman yang tidak berarti harus gedung. Maka, perlu ada taman-taman kota yang nyaman serta tempat berkumpul dan berdiskusi, seperti kafe.

”Tugas pemda sifatnya teknis: memetakan industri kreatif dan bikin forum rutin untuk komunikasi antara pemda dan komunitas kreatif di berbagai kota,” kata Ridwan.

Modal kota

Bandung memiliki syarat tumbuh menjadi kota kreatif. Ukuran kotanya relatif kecil sehingga pertemuan antarorang lebih mudah terjadi. Ada banyak perguruan tinggi yang orang-orang di dalamnya dapat menjadi penggerak lahirnya ide-ide baru. Para mahasiswa yang datang dari berbagai kota melahirkan toleransi lebih tinggi di antara warga asli.

”Pendatang di Bandung banyak mahasiswa dan orang muda. Semangat mereka untuk perubahan dan belajar, tidak mengejar profit, lebih untuk membangun komunitas,” kata Adi Reza Nugroho (20), mahasiswa program studi Arsitektur ITB.

”Musik metal di Ujungberung, misalnya, ada bau Sunda-nya, pakai gendang dan angklung,” tambah Reza yang Ketua BAFFest 2009, kegiatan masyarakat arsitektur se-Bandung dalam bentuk pelatihan hingga workshop mahasiswa yang menghasilkan tawaran solusi kepada pemkot untuk ruang kota yang ramah, antara lain di Jalan Trunojoyo.

Keterbukaan dan toleransi itu, menurut pengamat kebudayaan Sunda, Jakob Sumardjo, terjadi sejak sebagian besar wilayah Kerajaan Priangan dikuasai Kesultanan Mataram antara tahun 1600 dan 1700-an. Selama 80 tahun, kebudayaan Jawa berkembang, sementara tradisi Sunda menjadi marjinal.

Ketika Belanda datang, Priangan menjadi tempat tetirah pemilik perkebunan di sekitar Bandung yang jejak fisiknya masih bisa dilihat dari bangunan dan rumah tinggal karya arsitek Belanda, antara lain CPW Schoemaker. ”Sejak zaman Belanda, warga Bandung sudah akrab dengan dansa-dansi serta noni dan sinyo Belanda,” kata Jakob.

Keterbukaan dan sifat egaliter akhirnya menjadi hal lumrah di Bandung. Sifat kosmopolitan itu, menurut pendiri Tobucil (Toko Buku Kecil), Tarlen Handayani, menguntungkan Bandung.

Meski begitu, keuntungan yang dibentuk sejarah itu harus dimaknai ulang oleh orang-orang kreatif di dalamnya. ”Kreativitas di Bandung baru pada taraf kesadaran, belum menyentuh aktivitas sosial,” ujar Tarlen.

Kreativitas itu baru bermakna, demikian Tarlen, bila berhasil memecahkan masalah bersama, seperti kepadatan penduduk, sampah, dan banjir.

Masalah lain adalah menumbuhkan wiraswasta Bandung yang tangguh karena saat ini modal besar dari Jakarta menyerbu Bandung dan mengubah komunitas hanya jadi tukang. ”Seluruh kreativitas yang ditunjukkan Helarfest harus dapat memecahkan persoalan itu,” kata Tarlen.

Monday, December 21, 2009

Proses dan Hasil

Oleh JAKOB SUMARDJO

KITA sekarang ini lebih menekankan hasil daripada prosesnya. Akibatnya, sikap untung-untungan dan bukan sikap perencanaan yang ditekankan. Para remaja antre audisi menjadi bintang sinetron karena menjadi bintang itu akan "kaya dan terkenal". Banyak orang menggadaikan barang-barangnya untuk ikut pemilihan caleg karena duduk di legislatif itu gajinya gede dan ditakuti orang.

Peduli pada hasil daripada proses membentuk mental konsumtif. Peribahasa pribumi malas akibat orang Indonesia tidak pernah berproses, cuma tahu hasilnya belaka. Gajimu berapa sekarang? Kamu dibayar berapa di sana? Itulah pertanyaan kita. Pertanyaannya bukan, kamu kerja pada siapa dan bagaimana kerja di sana? Hasil, upah, gaji, jumlah, itulah yang penting. Bukan bagaimana kerjanya.

Sikap yang berbeda ditunjukkan oleh masyarakat Baduy Dalam. Di sana orang tahunya kerja keras setiap hari, entah berhasil atau tidak berhasil. Mereka "bertapa" di dunia ini, yakni bertapa kerja. Kerja itu ibadah. Hasilnya terserah pada yang memberi. Orang Baduy bekerja sekadar tidak lapar. Kelebihan hasil kerjanya diberikan pada orang lain yang membutuhkannya. Mereka pantang meminta pada orang lain. Kalau diberi pun juga mengukur dirinya, apakah pemberian itu memang berguna buat dirinya.

Proses lebih penting daripada hasil juga ditunjukkan dalam membuat barang-barang. Sebuah barang dibikin dengan proses yang sudah ditetapkan oleh adat bersama. Meskipun hasilnya bagus, kalau tidak melalui proses yang semestinya, hasil kerja itu tetap tidak bermanfaat. Proses atau laku itu jauh lebih penting daripada hasil produknya.

Ujian naik kelas itu juga berproses. Orang harus belajar keras. Meskipun telah belajar keras tetapi tidak lulus juga, dia tahu bahwa dirinya belum cukup keras berproses. Membikin tesis dan disertasi juga berproses. Bukan asal lulus dan tak mau berproses lagi. Lebih baik berproses terus, meneliti terus, meskipun tak pernah diuji dan tak pernah dihargai. Proses itu harus autentik, jujur, tanpa pamrih. Itulah laku ibadah. Beretika.

Dalam kategori Erch Fromm, proses dan hasil ini dirumuskan sebagai sikap "menjadi" (menghargai proses, laku) dan sikap "memiliki" (orientasi hasil). Nyatanya membuat peradaban modern lebih cenderung bersikap memiliki daripada "menjadi". Tujuan hidup modern adalah akumulasi kepemilikan. Kalau perlu, semua gelar kehormatan diperlihatkan. Kalau perlu semua kekayaan dipamerkan. Kalau perlu kekuasaan ditunjuk-tunjukkan. Bahkan kecantikan dan ketampanan dijual buat memiliki sebanyak-banyaknya uang. Aji mumpung berkembang dalam sikap "hasil".

Orientasi "hasil" ini, kepemilikan ini, akan membuat orang bersikap konsumtif bukan produktif. Kerja seringan mungkin hasil sebanyak mungkin. Kalau perlu tanpa kerja apa pun hasil terus mengalir. Jabatan lantas dilihat berapa besar dapat memperoleh benda konsumsi, bukan betapa berat tugas yang harus saya pertanggungjawabkan. Yang penting menjadi direktur, entah bagaimana kerjanya karena jabatan direktur merupakan akumulasi kepemilikan kekuasaan, kekayaan, dan kesohoran.

Menyontek itu bukan dosa intelektual, yang penting lulus atau tersohor. Otak ini dipenuhi akumulasi konsumsi pengetahuan dan bukan hasil proses kerja sendiri. Yang dinamakan orang pandai di Indonesia itu kalau berhasil menjadikan otaknya sebagai terminal pikiran-pikiran produk orang lain. Produk pemikiran sendiri itu nilainya rendah karena melalui proses laku sendiri.

Bagaimana bangsa ini akan menjadi bangsa besar kalau penghargaan terhadap proses diabaikan? Kita bisa belajar dari Cina, yang dari dulu ngotot percaya diri pada kekuatannya sendiri dan cara berpikirnya sendiri. Memang melalui proses panjang untuk membuktikan bahwa mereka akhirnya berhasil mencapai dirinya. Harus sabar tetapi terus tekun berproses. Ada perencanaan, bukan untung-untungan. Dolar boleh jatuh, tetapi rupiah tetap stabil. Itu semua akibat hasil proses.

Proses, kerja, laku, lampah, itulah hidup ini. Pantang meminta, tetapi mampu memberi. Jangan hanya belajar, tetapi juga akan dipelajari. Semua produk itu ada prosesnya. Apa bangganya mengonsumsi produk dari proses orang lain? Puaslah dengan produk sendiri yang melalui proses autentik diri sendiri. Kita bukan bangsa peminta, tetapi bangsa pemberi.

Mulailah menghargai proses. ***

Penulis, budayawan.

Atraksi Seni Isi ”Braga Festival”

Minggu, 20 Desember 2009 , 04:45:00
BANDUNG, (PRLM).- Menutup tahun 2009, Kota Bandung kembali menggelar event Braga Festival, pada 27-30 Desember di sepanjang ruas Jln. Braga, Kota Bandung. Kegiatan ini ditargetkan menarik pengunjung hingga dua juta orang.

Rencananya, di ruas jalan sepanjang 700 meter tersebut akan digelar pameran karya-karya seni, pemutaran film, produk industri kreatif, fashion, dan kuliner. Selain itu, juga digelar pertunjukan musik dan atraksi kesenian dari berbagai komunitas di Jawa Barat, Kota Bandung, dan sejumlah kota lainnya di Indonesia.

Direktur Performance, Martha Topeng mengungkapkan, selama empat hari kegiatan tersebut digelar, telah dipersiapkan sejumlah pertunjukan musik dan atraksi kesenian. Bahkan, untuk mendukung pertunjukan musik, akan disiapkan dua panggung berukuran 4x8 meter di depan Gedung Gas dan Gedung Bank Jabar. Selain itu, juga dipersiapkan lima panggung kecil di ruas jalan yang sama.

Hari pertama, sepenuhnya akan ditampilkan pergelaran perkusi yang melibatkan lima ratus pemain perkusi dari berbagai daerah. Sejauh ini, menurut dia, sudah ada grup perkusi dari Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta yang akan tampil. Kemudian hari kedua, akan ditampilkan indie musik dari berbagai aliran, seperti jazz, blues, country, dan balada. Tercatat 150 grup musik indie akan terlibat dalam kegiatan ini.

Selanjutnya hari ketiga, akan ditampilkan world musik dan tarian kontemporer. World musik, menurut Martha, akan menyuguhkan musik hasil perpaduan tradisional dan internasional, seperti samba Sunda. Sementara pada hari keempat, pengunjung akan disuguhi seluruh penampilan yang digelar sejak hari pertama. Tema yang diusung adalah kontemporer. ”Hari terakhir adalah puncaknya. Seluruh pertunjukan di hari-hari sebelumnya, ada di sini (di hari keempat-red.),” kata Martha.

Presiden Direktur Kharisma Nusantara Kris Syandi Kurnia mengatakan, dengan mengusung tema Wujud Citra Braga Kreatif, kegiatan tahunan tersebut akan memotret suatu kecenderungan kuat tentang kreativitas yang terjadi di Jawa Barat dan Kota Bandung. ”Ini semakin memperjelas, bahwa Kota Bandung sebagai kota seni dan budaya dan pintu gerbang pariwisata Jawa Barat,” ujarnya. (A-188/A-147)***

Wednesday, December 16, 2009

MANDALAWANGI-PANGRANGO

Senja ini, ketika matahari turun ke dalam jurang - jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang bicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara tentang kehampaan semua

Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa menawar
"Terimalah dan hadapilah"

Dan antara ransel ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas hutan hutanmu, melampaui batas batas jurangmu

Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta keberanian hidup

-- Soe Hok Gie
Jakarta, 19 July 1966

Monday, December 14, 2009

Diskriminasi Layanan Kesehatan

Sabtu, 12 Desember 2009 | 09:47 WIB

Di tengah banjir berita yang menyesakkan, ada berita yang menyegarkan. Konon, jika Depdiknas memiliki program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Depkes segera mengeluarkan program Biaya Operasional Kesehatan (BOK). Demikian Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih saat melakukan kunjungan kerja di Kupang, Sabtu (28/11).

Menurut Menkes, program BOK merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang tidak diberikan kepada setiap individu, tetapi disalurkan langsung ke posyandu dan puskesmas. Menkes agaknya menghayati makna kegiatan posyandu dan puskesmas sebab dia sempat bekerja di jalur ini sampai pelosok pedesaan.

Belas kasihan

Semangat Menkes itu agaknya ingin menjabarkan salah satu asas Pancasila, yaitu kemanusiaan. Melalui BOK dapat diharapkan jangkauan pelayanan kesehatan bisa lebih merambah dan merata sampai masyarakat di daerah tertinggal.

Posyandu dan puskesmas memang merupakan salah satu karsa dan karya pelayanan kesehatan Indonesia yang dihargai WHO sebagai model pelayanan kesehatan negara berkembang. Apalagi didukung BOK secara konsekuen dan konsisten di tatalaksana, maka kepemerintahan SBY layak dipuji karena memerhatikan dan memedulikan nasib rakyat di kawasan rural. Belas kasihan memang merupakan citra peradaban dan kebudayaan manusia nan adiluhur dan adiluhung.

Tanpa mengurangi penghormatan dan penghargaan terhadap semangat belas kasihan, di sisi lain perlu disadari, secara politis maupun teknis profesional operasional manajerial, sebenarnya belas kasihan memiliki daya ausdauer relatif bernapas pendek, maka lebih potensial sebagai upaya penanggulangan masalah jangka pendek ketimbang jangka panjang.

Secara hakiki semangat belas kasihan lebih mandraguna untuk penanganan masalah gawat darurat seperti bencana alam atau kecelakaan, namun kurang bernapas panjang demi mampu menanggulangi permasalahan jangka panjang seperti sistem pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh skala nasional.

Apa yang disebut belas kasihan lebih merupakan suatu spirit ketimbang keterampilan manajerial untuk menata laksana suatu kegiatan operasional organisasional apalagi secara gigantis, seperti mempersembahkan keadilan pelayanan kesehatan bagi ratusan juta rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Harus disadari dan diakui, semangat saja belum cukup untuk benar-benar mau dan mampu menata laksana pelayanan kesehatan nasional Indonesia. Masih dibutuhkan imbuhan dukungan apa yang disebut sistem.

”E-government”

Dalam skala lebih regional, sebenarnya sejak tahun 2000 di bumi Nusantara sudah ada model sistem pelayanan kesehatan masyarakat gratis nondiskriminatif yang hingga kini sudah terbukti empirik mampu berfungsi optimal. Tentu tidak secara begitu saja Museum Rekor-Dunia Indonesia menganugerahkan piagam penghargaan atas rekor Kabupaten Pertama yang memberi pendidikan sekaligus pelayanan kesehatan gratis kepada warganya kepada Kabupaten Jembrana di ujung barat Pulau Bali .

Kabupaten Jembrana di bawah kepemimpinan Bupati Prof Dr Drg I Gede Winasa itu terbukti mau dan mampu memberi pelayanan kesehatan secara gratis bagi seluruh warganya bukan hanya dengan semangat belas kasih, tetapi juga atas dukungan pemikiran manajerial operasional yang berhasil membentuk sistem pelayanan kesehatan masyarakat secara lengkap, terpadu, dan profesional.

Bupati Jembrana tidak mampu meniru gaya Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei yang memiliki dana berlimpah hingga mampu membiayai pelayanan kesehatan rakyatnya. Bupati Jembrana yang guru besar ilmu kedokteran gigi itu sekadar membentuk sistem asuransi regional. Caranya sederhana, yaitu memaksakan sistem e-government mengomputerisasi KTP warga demi membuat database warga agar dapat akurat diberi subsidi asuransi kesehatan yang diambil dari anggaran daerah.

Anggaran itu sengaja dirancang demi menyubsidi asuransi bagi segenap warga Kabupaten Jembrana yang sebenarnya relatif paling kurang menikmati hasil industri pariwisata Pulau Dewata akibat letak geografisnya relatif terpencil di sudut barat tanpa daya atraksi pariwisata.

Meski demikian, berkat manajemen kepemerintahan yang efisien dan bersih setiap tahun, Kabupaten Jembrana malah surplus akibat ”gagal” menghamburkan anggaran.

Berdasar fakta keberhasilan Kabupaten Jembrana, sebenarnya sama sekali tidak ada alasan lagi bagi Pemerintah Indonesia untuk tidak mampu apalagi tidak mau memaksakan sistem asuransi kesehatan nasional di persada Nusantara.

Askesnas menjamin tidak ada lagi warga Indonesia gagal mendapat layanan kesehatan hanya akibat tidak mampu membayar layanan kesehatan. Tidak ada lagi diskriminasi sosial yang hanya memberi pelayanan kesehatan bagi warga kaya tanpa sudi memberi layanan kesehatan bagi warga yang miskin harta.

Tidak ada lagi keluarga miskin yang hanya bisa menangis menyaksikan anak atau istri atau suami atau ayah atau ibu digerogoti penyakit, hingga secara lambat tetapi pasti menuju ajal hanya akibat tidak mampu membayar biaya layanan kesehatan!

Tidak perlu lagi ada warga yang bisa nyaman berbaring di kamar rumah sakit kelas VVVVIP dengan tarif per malam lebih mahal ketimbang hotel berbintang enam, sementara ada warga yang berbaring di emperan rumah sakit pun diusir hanya karena tidak mampu membayar harga kamar rumah sakit kelas terkumuh pun.

Tragedi kemanusiaan akibat diskriminasi pelayanan kesehatan tidak boleh terjadi lagi apabila sistem asuransi kesehatan nasional berhasil dipaksakan untuk hadir di persada Nusantara ini.

Jaya Suprana, Budayawan

Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia

Kamis, 10 Desember 2009 | 16:23 WIB
oleh Najib Advani


KOMPAS.com — Hari masih pagi saat sebuah mobil mewah meluncur dengan kencangnya di jalan bebas hambatan di Eropa. Tiba-tiba mobil menghantam tepi jalan dan terbalik. Saksi mata yang melihat menduga si pengemudi mabuk. Polisi datang dan menemukan si pengemudi seorang gadis berusia 19 tahun, meninggal. Hasil otopsi menunjukkan bahwa ia tiba-tiba kena serangan jantung koroner sehingga tidak dapat lagi mengontrol mobilnya. Ternyata data rekam medisnya menunjukkan bahwa ia pernah terkena penyakit Kawasaki saat berusia 2 tahun tanpa disadari, baik oleh dokter maupun keluarganya.

Tragedi serupa dialami Joni, bayi lucu yang berusia 8 bulan. Sudah lebih 10 hari ia demam dan ibunya sudah berganti dokter. Akhirnya, barulah diketahui bahwa ia menderita penyakit Kawasaki. Sayang sudah terlambat. Katup jantungnya mengalami kerusakan parah dan nyawanya tak tertolong lagi.

Apakah penyakit Kawasaki (PK) itu ?
PK ditemukan oleh Dr Tomisaku Kawasaki di Jepang tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome. Untuk menghormati penemunya, penyakit itu akhirnya dinamakan Kawasaki. Di Indonesia, banyak di antara kita yang belum memahami penyakit berbahaya ini, bahkan di kalangan medis sekalipun. Hal inilah yang menyebabkan diagnosis acap terlambat dengan segala konsekuensinya. Penampakan penyakit ini juga dapat mengelabui mata sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat, infeksi virus, atau bahkan penyakit gondong. Penyakit yang lebih sering menyerang ras Mongol ini terutama menyerang balita dan paling sering terjadi pada usia 1-2 tahun. Bahkan, penulis pernah menemukan PK pada seorang bayi berusia 3 bulan yang menderita demam selama 18 hari.

Angka kejadian per tahun di Jepang tertinggi di dunia, yaitu berkisar 1 kasus per seribu anak balita. Peringkat itu disusul oleh Korea dan Taiwan. Adapun di Amerika Serikat berkisar 0,09 (pada ras kulit putih) sampai 0,32 (pada keturunan Asia-Pasifik) per seribu balita. Di Indonesia, penulis menemukan bahwa kasus PK sudah ada sejak tahun 1996. Namun, ada dokter yang menyatakan sudah menemukan sebelumnya. Meskipun demikian, Indonesia baru resmi tercatat dalam peta penyakit Kawasaki dunia setelah laporan seri kasus PK dari Advani dkk diajukan pada simposium internasional penyakit Kawasaki ke-8 di San Diego, AS, pada awal 2005.

Diduga, kasus di Indonesia tidaklah sedikit, dan menurut perhitungan kasar, berdasarkan angka kejadian global dan etnis di negara kita, tiap tahun akan ada 3.300-6.600 kasus PK. Namun kenyataannya, kasus yang terdeteksi masih sangat jauh di bawah angka ini. Antara 20 dan 40 persennya mengalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian akan sembuh. Namun, sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu. Sebagian kecil akan meninggal akibat kerusakan jantung.

Penyebab PK hingga saat ini belum diketahui, meski diduga kuat akibat suatu infeksi. Namun, belum ada bukti yang meyakinkan mengenai hal tersebut. Karena itu, cara pencegahannya juga belum diketahui. Penyakit ini juga tidak terbukti menular.

Gejala awal pada fase akut adalah demam yang mendadak tinggi dan bisa mencapai 41 derajat celsius. Demam berfluktuasi selama setidaknya 5 hari, tetapi tidak pernah mencapai normal. Pada anak yang tidak diobati, demam dapat berlangsung selama 1-4 minggu tanpa jeda. Pemberian antibiotik tidak menolong. Sekitar 2-3 hari setelah demam, mulai muncul gejala lain secara bertahap, yaitu bercak-bercak merah di badan yang mirip seperti penyakit campak. Namun, gejala batuk pilek yang dominan pada campak biasanya ringan atau bahkan tidak ada pada PK.

Gejala lain yang timbul adalah kedua mata merah, tetapi tanpa kotoran (belekan), pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu sisi leher sehingga kadang diduga penyakit gondong (parotitis), lidah merah menyerupai stroberi, bibir juga merah dan kadang pecah-pecah, serta telapak tangan dan kaki merah dan agak membengkak. Kadang anak mengeluh nyeri pada persendian. Pada fase penyembuhan, terjadi pengelupasan kulit di ujung jari tangan serta kaki kemudian timbul cekungan berbentuk garis melintang pada kuku kaki dan tangan (garis Beau).

Penderita PK harus dirawat inap di rumah sakit dan mendapat pengawasan dari dokter ahli jantung anak. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah pada jantung (terjadi pada 20-40 persen penderita) karena dapat merusak pembuluh nadi koroner. Komplikasi ke jantung biasanya mulai terjadi setelah hari ke-7 dan ke-8 sejak awal timbulnya demam. Pada awalnya, pembuluh ini dapat terjadi pelebaran kemudian bisa terjadi penyempitan bagian dalam atau sumbatan. Akibatnya, aliran darah ke otot jantung terganggu sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada otot jantung yang dikenal sebagai infark miokard.

Pemeriksaan jantung menjadi hal yang sangat penting, termasuk EKG dan ekokardiografi (USG jantung). Kadang ultrafast CT scan, Magnetic Resonance Angiography (MRA) atau kateterisasi jantung diperlukan pada kasus yang berat. Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit ini tidak ada yang khas. Biasanya, jumlah sel darah putih, laju endap darah, dan C Reactive protein meningkat pada fase akut. Jadi, diagnosis ditegakkan atas dasar gejala dan tanda klinis semata sehingga pengalaman dokter sangat dibutuhkan. Pada fase penyembuhan, trombosit darah meningkat dan ini akan memudahkan terjadinya trombus atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh koroner jantung.

Obat yang mutlak harus diberikan adalah imunoglobulin secara infus selama 10-12 jam. Obat yang didapat dari plasma donor darah ini ampuh, baik untuk meredakan gejala PK maupun menekan risiko kerusakan jantung. Namun harga yang mahal menjadi kendala. Harga satu gram berkisar Rp 1 juta. Penderita PK membutuhkan imunoglobulin 2 gram per kg berat badannya. Sebagai contoh, anak yang berat badannya 15 kg membutuhkan 30 gram, dengan harga sekitar Rp 30 juta. Penderita juga diberikan asam salisilat untuk mencegah kerusakan jantung dan sumbatan pembuluh koroner. Jika tidak ada komplikasi, maka anak dapat dipulangkan dalam beberapa hari.

Pada kasus yang terlambat dan sudah terjadi kerusakan pembuluh koroner, perlu rawat inap yang lebih lama dan pengobatan yang intensif guna mencegah kerusakan jantung lebih lanjut. Jika dengan obat-obatan tidak berhasil, maka kadang diperlukan operasi pintas koroner (coronary bypass) atau bahkan, meskipun sangat jarang, transplantasi jantung. Kematian dapat terjadi pada 1-5 persen penderita yang umumnya terlambat ditangani dan puncaknya terjadi pada 15-45 hari setelah awal timbulnya demam. Meskipun demikian, kematian mendadak dapat terjadi bertahun-tahun setelah fase akut. PK juga dapat merusak katup jantung (terutama katup mitral) yang dapat menimbulkan kematian mendadak beberapa tahun kemudian. Kemungkinan kambuhnya penyakit ini adalah sekitar 3 persen.

Pada penderita yang secara klinis telah sembuh total sekalipun dikatakan bahwa pembuluh koronernya akan mengalami kelainan pada lapisan dalam. Hal ini memudahkan terjadinya penyakit jantung koroner, kelak pada usia dewasa muda. Jika ditemukan serangan jantung koroner akut pada dewasa muda, maka mungkin perlu dipikirkan bahwa penderita kemungkinan pernah terkena PK saat masih kanak-kanak. Kiranya kita semua perlu mewaspadai penyakit agar tidak menimbulkan korban lebih lanjut.

Dr. Najib Advani, SpA (K), MMed (Paed), Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Spesialis Anak Konsultan Jantung, Ketua Unit Koordinasi Kerja Jantung Anak pada Ikatan Dokter Anak Indonesia dan peneliti penyakit Kawasaki.

7 Cara Mengatasi Kemarahan

Rabu, 9 Desember 2009 | 08:00 WIB

KOMPAS.com — Sifat gampang marah ternyata bisa diubah, demikian pendapat para peneliti kesehatan mental. Pada salah satu penelitian berhasil ditemukan bahwa risiko serangan jantung bisa ditekan dengan mengurangi rasa marah. Bagaimana cara mengurangi keinginan untuk marah supaya tidak lekas jantungan?

1. Rajin berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati sehingga bisa mengatasi naik turunnya emosi. Yoga dan olahraga yang membuat rileks efektif untuk mengatasi sifat mudah marah.

2. Tanyakan kepada diri sendiri apakah dengan marah-marah akan bermanfaat juga buat orang-orang di sekitar Anda. Misalnya, tanyakan “Apakah saya dapat mengontrol situasi ini? Dapatkah saya mengubahnya menjadi lebih baik dengan marah-marah?”

3. Atasi ketegangan dengan mengambil beberapa napas dalam dan membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lembut atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.

4. Periksa lagi bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan orang lain. Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara seksama.

5. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.

6. Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu? Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang memicu kemarahan.

7. Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli. @ Diyah Triarsari

Pengobatan Asma di Rumah

Senin, 14 Desember 2009 | 07:49 WIB


KOMPAS.com - Istri saya penderita asma. Terakhir berobat ke dokter enam bulan lalu. Hasil pemeriksaan fisik serta fungsi paru baik.

Dokter menganjurkan agar digunakan obat asma hirup, obat tersebut tidak digunakan sejak tiga bulan lalu. Meski tidak minum obat, keadaannya baik. Tetapi, seminggu lalu istri saya terserang asma akut setelah sebelumnya membersihkan kamar tidur, kasur, seprai, dan bantal berdebu.

Malamnya dia batuk-batuk dan pagi hari mulai merasa sesak. Obat asma hirupnya habis. Saya belikan obat tablet di warung, tetapi tidak menolong. Segera saya bawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit. Dokter memberikan obat semprot dan suntikan. Sesak masih ada meski berkurang. Akhirnya dia dirawat lima hari di rumah sakit.

Pengalaman ini memberikan pelajaran, meski sudah kelihatan sembuh, serangan asma dapat datang kembali, dapat cepat dan berat.

Apakah memang obat asma tidak boleh dihentikan? Apa obat asma hirupan sehingga harus digunakan terus-menerus? Benarkah efek samping obat asma hirupan lebih berat daripada obat asma minum? Apa yang harus dilakukan jika ada anggota keluarga mengalami serangan asma di rumah? Obat apa yang harus diberikan sebelum membawa penderita ke rumah sakit?

N di C

Asma disebabkan inflamasi kronik saluran napas yang menyebabkan saluran pipa napas peka, mudah menyempit jika terpajan sesuatu, misalnya debu rumah.

Pengobatan asma terdiri atas obat yang melebarkan pipa saluran napas (bronkodilator) dan obat pengurang proses inflamasi. Biasanya obat bronkodilator dapat dihentikan jika penderita tidak sesak lagi (pipa saluran napas sudah melebar kembali).

Namun, obat anti-inflamasi perlu dipakai menerus pada asma persisten. Obat anti-inflamasi bermanfaat mengurangi proses inflamasi dan akan mengurangi kepekaan pipa saluran napas. Diharapkan dalam jangka lama pipa saluran napas yang hiper-reaktif akan menyerupai pipa saluran napas orang tidak asma. Obat ini umumnya golongan steroid. Yang banyak digunakan adalah dalam bentuk obat hirup.

Obat golongan steroid bermanfaat, tetapi penggunaan sistemik (baik tablet maupun suntikan) jangka panjang akan menimbulkan risiko efek samping, misalnya katarak, hipertensi, atau diabetes melitus.

Obat steroid hirup juga dapat menimbulkan efek samping, tetapi termasuk ringan dan tidak sulit diatasi, berupa jamur pada kerongkongan dan pita suara. Untuk itu, setelah menghirup obat ini, dianjurkan berkumur dengan air hangat.

Faktor pencetus

Penderita penyakit kronik, termasuk asma, harus mengenal penyakit dan terapinya dengan baik. Penderita perlu mengenal gejala permulaan serangan yang dapat berupa batuk atau sesak. Biasanya, sebelumnya ada faktor pencetus, seperti kelelahan, alergi (seperti debu rumah dan bulu binatang), dan infeksi saluran napas, terutama infeksi virus.

Penderita asma yang terserang influenza dapat mengalami serangan. Karena itu, faktor pencetus serangan asma harus dihindari. Untuk menghindari influenza, dapat dengan menghindari orang yang sedang influenza, cuci tangan teratur, dan vaksinasi influenza.

Salah satu kemajuan terapi asma adalah tercapainya kualitas hidup yang baik. Dulu penderita asma dibatasi kegiatannya karena takut timbul serangan. Dengan terapi baru dan jika dapat terkendali total, penderita dapat berkegiatan seperti orang lain, termasuk olahraga yang cukup berat.

Untuk dapat terkendali total, diperlukan kerja sama yang baik antara dokter dan pasien. Obat asma lebih progresif diberikan untuk mencapai fungsi paru terbaik.

Obat asma hirupan tidak berefek samping lebih berat daripada obat minum, bahkan lebih ringan. Karena itu, sekarang pengobatan asma kronik diutamakan obat asma hirupan, baik untuk bronkodilator maupun anti-inflamasi.

Kenali obat

Pasien atau keluarga harus mengenal obat yang harus dipakai. Sebaiknya penderita asma tidak kehabisan obat karena keterlambatan pemberian obat dapat menjadikan serangan asma lebih berat. Obat asma hirupan bekerja lebih cepat sehingga dapat cepat melegakan serangan.

Pasien atau keluarga harus pandai memantau hasil terapi. Jika tidak terjadi perbaikan, harus segera berobat ke UGD rumah sakit terdekat. Jangan menunggu sampai pagi atau bergantung pada dokter tertentu.

Unsur waktu dalam terapi serangan asma akut sangatlah penting. Makin cepat diobati, biasanya akan lebih cepat pula pemulihannya. Pasien yang sudah lama tidak mendapat serangan dapat tiba-tiba mengalami serangan akut berat. Pada keadaan ini, penderita sebaiknya diobati di rumah sakit.

Asma pada tingkat ringan dan sedang lebih mudah diobati daripada asma berat. Pada asma berat diperlukan kombinasi obat. Di samping obat hirup, kadang-kadang diperlukan obat minum dan suntikan. Asma kronik dapat dikendalikan dengan menghindari pencetus dan menggunakan obat anti-inflamasi dan jika perlu ditambah bronkodilator.

Pengobatan asma kronik tidak dapat dilakukan dengan sekali suntikan atau minum obat hanya beberapa hari. Obat anti-inflamasi perlu digunakan dalam waktu lama dan jika timbul gejala asma perlu ditambah bronkodilator.

Untuk pengobatan permulaan, obat asma hirup lebih mahal. Namun, untuk jangka panjang sebenarnya dapat menghemat obat-obat yang perlu digunakan jika timbul serangan akut atau mencegah masuk rumah sakit. (Dr Samsuridjal Djauzi)

5 Cara Cegah Penyebaran Toksoplasma

5 Cara Cegah Penyebaran Toksoplasma

Senin, 14 Desember 2009 | 08:52 WIB

KOMPAS.com — Toksoplasma merupakan penyakit infeksi yang ditemukan pada hewan di peternakan atau binatang peliharaan. Kucing merupakaan pembawa (carrier) penyakit ini dan dapat menularkan kepada manusia melalui tinja, terutama bila sudah kering dan terhirup oleh manusia.

Meski kucing dapat menyebarkan penyakit ini, mereka bukan sumber utama infeksi pada manusia. Manusia lebih mungkin mengalami toksoplasma saat mengonsumsi daging mentah atau tidak mencuci tangan sampai bersih setelah memegang daging. Kucing juga dapat mengidap toksoplasma dari daging mentah yang dikonsumsinya atau memangsa binatang lainnya, seperti tikus.
Kucing yang memangsa binatang mempunyai kemungkinan mengalami paparan atau infeksi. Pada banyak kasus, kucing tidak akan menampakkan tanda-tanda mengalami infeksi. Namun, jika kucing sudah kehilangan nafsu makan, demam, dan lesu, itu menjadi pertanda bahwa ia mengalami infeksi penyakit tersebut.

Manusia yang terkena toksoplasma akan mengalami gejala ringan seperti flu. Masalahnya akan semakin serius pada perempuan yang sedang mengandung atau pada orang yang bermasalah dengan kekebalan tubuhnya. Janin pada perempuan yang terinfeksi toksoplasma akan menjadi cacat saat lahir.

Anda dapat mencegah penyebaran toksoplasma dengan melakukan cara sederhana di bawah ini:

1. Orang yang bukan perempuan hamil atau yang bermasalah dengan kekebalan tubuh sebaiknya membersihkan kandang hewan setiap hari. Membersihkan setiap hari sangat penting karena tinja kucing yang terinfeksi bisa menularkan setelah 36-48 jam.

2. Gunakan sarung tangan karet atau sekali pakai saat membersihkan kandang. Setelah itu, cuci tangan secara merata menggunakan sabun.

3. Sebaiknya sediakan makanan kucing dalam bentuk kering, kaleng, atau yang dimasak secara merata. Jaga agar mereka tidak mencari mangsa sendiri.

4. Masak daging secara matang dan merata. Cuci tangan Anda dan peralatan lainnya yang kontak dengan daging mentah, seperti papan pemotong, pisau, dan bak pencuci.

5. Gunakan sarung tangan saat berkebun. Anda tak tahu di mana tinja kucing biasa bertebaran. Setelah itu, cucilah tangan. @

Sunday, December 6, 2009

dc talks

dari jaman batu emang gue gak suka denger musik rock, tapi pas denger di salah satu radio ttg dc talks gue jadi mulai curious ttg grup ini. there something different with this group. so i start search and download the music...

grup music cadas dengan lirik yg bener2 pas banget dengan perasaan hati gue. feel free to hear them,bro and sis..

di bawah ini salah satu lirik lagu mereka

Navigation: D \ DC Talk \ In The Light
I keep trying to find a life
On my own, apart from You
I am the king of excuses
I've got one for every selfish thing I do
What's going on inside of me?
I despise my own behaviour
This only serves to confirm my suspicions
That I'm still a man in need of a Saviour
CHORUS:
I wanna be in the Light
As You are in the Light
I wanna shine like the stars in the heavens
Oh, Lord be my Light and be my salvation
Cause all I want is to be in the Light
All I want is to be in the Light
The disease of self runs through my blood
It's a cancer fatal to my soul
Every attempt on my behalf has failed
To bring this sickness under control
Tell me, what's going on inside of me?
I despise my own behaviour
This only serves to confirm my suspicions
That I'm still a man in need of a Saviour
Honesty becomes me
[There's nothing left to lose]
The secrets that did run me
[In Your presence are defused]
Pride has no position
[And riches have no worth]
The fame that once did cover me
[Has been sentenced to this Earth]
Has been sentenced to this Earth
Tell me, what's going on inside of me?
I despise my own behaviour
This only serves to confirm my suspicions
That I'm still a man in need of a Saviour
[There's no other place that I want to be]
[No other place that I can see]
[A place to be that's just right]
[Someday I'm gonna be in the Light]
[You are in the Light]
[That's where I need to be]
[That's right where I need to be]

huh... yeah...in my journey, i realize i still need my Saviour

Monday, August 24, 2009

Catper: perjalanan ke garut via kereta

rata2 sih orang ke garut naek bus atau elf, tapi penasaran pengen coba jalur lain. selidik punya selidik ternyata di garut pernah ada jalur kereta yg lewat sini. sayang sekarang udah jadi jalur mati, paling cuma mpe cibatu. stasiun kecil dimana kalo ke jawa pasti ngendon situ.

perjalanan kali ini adalah petualangan kedua kali naek kereta ke garut, mulanya mau mpe cibatu tapi mengingat nyampenya bakalan udah malem banget dan harus nyambung pake ojek sampe terminal guntur -->prognosis ad malam, jadi cuma nyampe di leles aja.

start dari bandung di stasiun ciroyom, beli karcis jurusan ciroyom-cibatu seharga 1500 doank naek KA simandra jurusan purwakarta-cibatu. kereta hari ini agak telat, minggu lalu pas sesuai jadwal jam 4 kurang seperapat udah merapat, hari ini rada molor jam empat teng baru nyampe ciroyom. banyak juga yang turun di ciroyom, jadinya keretanya rada kosong. gue dapet kursi yang deket jendela, asyik bisa liat pemandangan dan poto2. asyik gak tuh.

kereta ini berenti di setiap stasiun di bandung: stasiun besar di kebon kawung, cikudapateuh, kiaracondong, rancaekek, dan cicalengka. rata2 berenti sekitar 2-3 menit lah. paling banyak yg naek di stasiun bandung, cikudapateuh, dan kiara condong. pada turun di rancaekek dan cicalengka.

seudah cicalengka, ntar keretanya lewat gunung yang dipapas, pemandangannya keren tuh, bukan pemandangan biasa yang dapet diliat pas naek elf

banyak yg ngingetin gue sama nostalgia pas naek kereta api ekonomi pasundan dan kahuripan, teriak2nya pedagang, tukang ngamen dan nyapu kereta. banyak dech. secara gue jadi ketagihan naek kereta ke garut. kereta emang lebih stabil, gak terlalu banyak goncangan dan gak kena macet itu asyiknya. emang suka berenti2 sih, namanya juga kereta ekonomi. tapi gue sih puas.

jam 6 aku nyampe di leles, sebuah stasiun kecil yang lumayan ramai orang turun disini. kereta yg ke bandung ada lagi jam 6 pagi, jam 8 pagi bisnis dan eksekutif, dan 9 malam. kemudian gue naik lagi angkot nomer 10 bayar 4000 perak sampe simpang lima terus nyambung lagi angkot 3 sampe sukapadang.

Friday, August 14, 2009

The Pinky


udah tiga kali gue naek angkot mencrang ini. angkot jurusan o3 ini dari luar mah biasa aja, warna biru abu gituh, tapi pas masuk mata loe dijamin bakalan terbelalak sebelalak2nya. gimana gak, interiornya pinky abissss. dilapis bahan kuoit sintetik warna pink, ya joknya ya, segalanya. dan hebatnya lagi lantainya dilapis porselen warna pink juga, jadi kesan mewahnya wah wah wah. sayang cuma 10 menit doank bisa menikmati sebelum kita bilang "kiriiii". aa supir pun langsung ngerem dan para penumpang ngegelosor semua ke depan. da pake tegel porselen tea. hahaha

Move in

Akhirnya kampi pindah juga. dengan bantuan "sang kuda" mbil uwi yang besar, tetap saja menjadi tampak kecil tatkala mengangkut tumpukan barang kami yang makin melimpah ruah setelah satu bulan tinggal di garut.
kost baru kami letaknya di sukapadang, sebuah jalan perifer yang menanjak, kurang lebih 100 meter dari paviliun puspa.
rumah ibu imas ini emang bentuknya kost2an, dengan 3 kamar yang luas. kalo 5 orang dijejerin kaya sarden sebetulnya bisa juga sih muat, cuma aja emang bakalan tahan tinggal kaya sarden selama sebulan, hahahaha

Sunday, August 9, 2009

INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST

PT KERETA API bekerjasama dengan air photography communications mengadakan sebuah kegiatan fotografi yang bernama “ INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST ”



TEMA LOMBA FOTO

“PERAN KERETA API DALAM MELAYANI MASYARAKAT DAN PEDULI LINGKUNGAN”

Obyek foto menggambarkan segala sesuatu (interaksi manusia, aktivitas kereta api maupun bangunan bersejarah milik kereta api) yang dapat meningkatkan citra pelayanan, kenyamanan dan kepedulian Kereta Api terhadap lingkungan sekitarnya, dengan harapan masyarakat akan semakin mencintai dan bangga akan Kereta Api.

DEAD LINE : SENIN, 7 SEPTEMBER 2009 (CAP POS)

HADIAH LOMBA FOTO

Juara I : Trofi, Miniatur KA, Free ticket KA & Uang Tunai Rp 10.000.000,-

Juara II : Trofi, Miniatur KA, Free ticket KA & Uang Tunai Rp 7.500.000,-

Juara III : Trofi, Miniatur KA, Free ticket KA & Uang Tunai Rp 5.000.000,-

Nominasi (7 orang) : Trofi, Free ticket Kereta Api & Uang Tunai @ Rp 2.500.000,-

(Pajak Hadiah ditanggung pemenang)



REGULASI INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST

Lomba foto terbuka untuk masyarakat umum di seluruh Indonesia.

Jumlah foto yang dikirimkan oleh masing-masing peserta bebas dengan ukuran sisi terpanjang minimal 25 cm dan maksimal 30 cm dan sisi pendeknya mengikuti komposisi yang dipilih oleh masing-masing pemotret.

Warna foto bebas & olah digital diperbolehkan kecuali menambah atau mengurangi unsur gambar dalam sebuah foto.

Foto dikirimkan beserta soft copy dalam bentuk cd (low res) dan dibalik fotonya ditempel kertas yang berisi keterangan tentang: judul foto, deskripsi foto, nama, alamat lengkap, nomor telepon & alamat email.

Seluruh foto yang masuk menjadi dokumen PT Kereta Api. Foto pemenang dan nominasi lomba dapat digunakan oleh PT Kereta Api untuk kepentingan promosi dan publikasi intern selama 2 tahun terhitung setelah pembagian hadiah pemenang lomba.

Peserta yang menjadi pemenang lomba foto wajib menyerahkan surat pernyataan fotografer/pemotret mengenai pertanggung-jawaban hasil karya foto.

Para pemenang lomba foto wajib menyerahkan hasil karyanya dalam bentuk CD (file Hi-Res) sebelum penyerahan hadiah.

Keputusan Dewan Juri mutlak, sah & tidak dapat diganggu gugat.

Karya peserta dikirimkan dalam amplop tertutup, yang ditujukan kepada :

PANITIA INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST air photography communications

Jalan taman pramuka no 181 bandung 40114



WAKTU KEGIATAN

Penjurian Lomba Foto : Kamis, 14 September 2009

Pengumuman Pemenang & Pembagian Hadiah : Senin, 28 September 2009

dapat dilihat di www.kereta-api.com & www.fotografibergerak.com



DEWAN JURI

Dudi Sugandi (Redaktur Foto)

Galih Sedayu (Pegiat Foto)

Krisna Satmoko (Fotografer)

Lasti Kurnia (Wartawan Foto)

& PT. Kereta Api(Persero)

Partisipasi para sahabat merupakan energi bagi kami. Salam, Fotografi Bergerak...!!



Informasi lanjut,air photography communications (Jalan taman pramuka 181 bandung 40114)

phone : (022) 70160771 fax : (022) 7234570

Mr Rico (0856-2343711)

email address : fotografibergerak@yahoo.com This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

website : www.fotografibergerak.com

galih sedayu

pengelola "air photography communications " Jl. Taman Pramuka 181 Bandung

Tlp. 022-70160771-fax.7234570

g_sedayu@yahoo.com This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , www.fotografibergerak.com, www.galihsedayu.com

Blessing in each steps

Dari awal kami memang berencana tidak penuh 2 bulan tinggal di rumah sewaan di jalan patriot,garut. L;etaknya yang jauh membuat kami mempertimbangkan kemungkinan saat stase di bagian anak kelak. Saat di ipede sih masih keburu, bisa naik angkot jam7an, sekitar 10-15 menit sampai. Tapi di anak?? Harus masuk jam setengah lima pagi? OMG, kayanya gak mungkin dech, apakah sudah ada angkot atau belum saja tidak tahu tuh. Akhirnya kami pun berbulat hati untuk ngebooking kostan eks kelompok abed di sukapadang patrol.
Kepindahan kami ke kostan baru memang agak disesali oleh beberapa orang dari kami. Agaknya kami sudah enjoy dan kerasan di rumah dr.wi ini. Sekalipun dengan berbagai kekurangan dan bencana yang silih berganti; ranjang jebol, wc mampet, keran bocor, dsb dsb tapi menyewa sebuah rumah sedikit banyak memberikan atmosfer suasana homy yang terhilang selama kami magang di garut.
Yang paling nyata merasa menyesali rencana kepindahan kami adalah salah seorang kawan kami jimbo. Ruang tamu kami yang megah dan panjang merupakan daerah jajahannya secara de facto de jure. Tidur menggelandang di ruang tamu sambil dininabobokan suara2 gaduh televisi. Belum lagi hobinya main gitar dikawani amplinya bukan saja sekadar membuat meriah suasana di rumah tapi juga sekaligus menyalurkan hasrat kecintaannya pada musik. Di mataku, musik bagi jimbo adalah nafas dan makanan pokok yang menyambung hidupnya, bahkan sesering dia melepus batang-batang rokok di mulutnya, sebanyak itu pula dentingan nada-nada yang dihasilkan oleh jari jemarinya yang handal. Meski demikian rencana kepindahan kami sudah bulat, sekalipun banyak rintangan, pertimbangan pindah ke kostan baru adalah sudah final. Segurat kecewa tidak dapat ditutupi menyembul masam dari wajah jimbo.
Jam 12 malam, suasana hening pecah oleh deringan telepon. Ariff yang sedang terbuai dalam tidur tiba2 terhenyak dari empuknya bunga2 mimpi terhempas ke lantai kenyataan yang dingin dan beku. Jimmy menelepon ariff memeinta bantuan karena mobilnya kecelakaan di rancaekek. Peristiwa tidak terduga, dalam hitungan detik sebuah mobil menghantam baby blue jimbo dari belakang menyebabkan kereta kencana jimbo menabrak sebuah truk di depannya.
Naas, baby blue jimbo “indreyent” di bengkel menanti perbaikan di sana sini. Nasib buruk yang tidak disangka. Namun di lain pihak jika dikaitkan dengan kostan yang baru, aku merasa ini semua sudah jadi rencana Tuhan. Bagaimana jadinya kami jika tidak pindah dari rumah sewaan kami yang jauh dari rumah sakit itu, sementara baby blue tumpangan kami tidak bisa dipakai. Masak menggelandang cari angkot jam setengah 5 pagi selama satu bulan penuh. Weleh2, semuanya sudah diatur oleh yang diatas. So seperti alunan sebuah hymn... it is well it is well with my soul. Everything in God’s hands. Dont worry...
Tatkala bulan tak bersinar, langit malam dihiasi bintang-bintang...

Friday, July 10, 2009

Inilah MOSES, Software Kelas Dunia Buatan Mahasiswa ITB (keren abis nih, solusi baru selain dipstik buat skrining malaria)

umat, 10 Juli 2009 | 19:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekali lagi keberhasilan putra putri Indonesia di arena Internasional. Tim Big Bang dari ITB berhasil memenangkan Imagine Cup 2009 untuk kategori Mobile Device Award. Selain Indonesia di posisi selanjutnya, Brazil dan Croatia juga memenangkan kategori yang sama dalam kompetisi yang diselenggarakan di Kairo ini.

Tim yang terdiri dari David Samuel, Dody Dharma, Dominikus Damas Putranto, Samuel Simon ini memenangkan atas proyeknya yang diberi nama MOSES (Malaria Observation System and Endemic Surveillance). Aplikasi ini menggabungkan teknologi client runtime dengan aplikasi di PDA untuk melakukan diagnosa dan analisis terhadap pasien yang diduga terkena malaria secara cepat. Solusi ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang berada di daerah terpencil agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat.

Big Bang menciptakan sebuah virtual character (avatar) bernama Marceline, yang dapat membantu petugas kesehatan. Pada saat pendiagnosaan tersebut, Marceline akan bertanya kepada pasien beberapa hal sehubungan dengan penyakit malaria dengan teknologi yang disebut voice recognition.

Setelah seluruh data yang berhubungan dengan analisa tersebut didapat, petugas kesehatan juga dilengkapi dengan alat yang bernama PDAscope yang terdiri dari sebuah modifikasi microscope plus PDA. PDAscope ini menyerupai sebuah microscope asli yang dibuat dengan bahan-bahan yang murah. Hal tersebut merupakan pertimbangan dari Big Bang atas faktor ekonomis pada implementasi solusi ini.

PDAscope ini nantinya akan dapat menjadi alat pelengkap agar kamera yang berada pada PDA yang dapat meneropong sampel darah yang diambil dari tubuh pasien. Setelah PDA tersebut merekam hasil gambar dari sampel darah tersebut, petugas kesehatan dapat mengirimkan gambar sampel darah tersebut ke pusat kesehatan yang berada pada lokasi yang jauh dari tempat tersebut.

Moda komunikasi yang ditentukan untuk melakukan transmisi data tersebut adalah dengan menggunakan teknologi 3G. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa telecommunication provider di Indonesia akan segera memperluas daerah jangkauan layanan data pada lokasi2 yang terpencil.

Setelah sampel darah yang dikirimkan diterima di pusat. Aplikasi yang berada pada server penerima akan segera melakukan analisa terhadap sampel darah tersebut. Sistem akan melakukan analisa terhadap butiran-butiran darah yang dimaksud dengan melakukan pattern recognition atas parameter-parameter yang telah ditentukan sebelumnya-apakah butiran darah dari sampel darah tersebut terjangkit malaria. Sistem akan menentukan berdasarkan penghitungan jumlah butiran darah yang terjangkit malaria-apakah sampel darah yang dikirimkan benar-benar terbukti positif terjangkiti penyakit tersebut.

Proses penghitungan butiran darah tersebut merupakan sebuah kemajuan teknologi yang dibantu oleh neural network algorithm, dimana metoda tersebut membantu mempercepat penentuan hasil apakah sebuah sampel darah tersebut terjangkit penyakit malaria atau tidak. Saat ini untuk menentukan diagnosa masih menggunakan penghitungan manual yang cenderung memiliki tingkat kesalahan tinggi.

Segera setelah sistem memperoleh hasil dari pemeriksaan butiran darah tersebut, sistem akan otomatis mengirimkan hasil kepada petugas kesehatan yang masih berada di lapangan untuk melakukan penanganan.

Nah kemenangan ini telah menunjukkan pengakuan dunia bahwa putra-putri Indonesia bisa membuat software kelas dunia. Tapi masih ditunggu apakah ada niat baik atau dukungan pemerintah dan berbagai pihak agar software tersebut bisa digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia maupun dunia.

Agar Otak Tetap Kreatif




1. mencari informasi baru
bacalah informasi atau topik-topik baru melalui buku, media massa, atau internet supaya otak anda terpacu/ terinspirasi memunculkan ide-ide kreativitas brillian
2. mengembangkan keterampilan
mengikuti berbagai pelatihan atau kursus sesuai pekerjaan atau minat. langkah ini dapat memberi perspektif baru dalam kegiatan sehari-hari yang Anda jalani
3. membuat sesuatu
buatlah sesuatu yang Anda inginkan, misalnya menulis, menggambar, atau melukis. dengan begitu otak Anda, akan terpacu untuk melakukan hal-hal lain yang produktif.
4. olahraga teratur
melakukan olahraga teratur seperti jogging, jalan cepat, atau berenang selain bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh membuat otak anda relaks, sehingga dapat berpikir jernih
5. mendengar musik
alunan musik yang tenang dapat membuat tubuh anda relaks dan nyaman. kondisi ini sangat membantu otak anda
6. bersosialisasi
membangun hubungan dengan orang baru akan menambah persepsi baru tentang kehidupan dan hidup
7. menyalurkan hobi atau berlibur
sesibuk apapun luangkan waktu menyalurkan hobi seperti berkebun, melukis, atau memasak. bisa juga jalan2 atau liburan ke kota. ini penting dilakukan agar otak anda fresh kembali sehingga mengeluarkan ide2 baru.

diambil dari majalah kartini no 2247 edisi juni-juli 2009

Sunday, June 28, 2009

Catper Gede 2009





Catatan perjalanan kali ini mengisahkan perjalanan hidup seorang manusia dengan Tuhannya. Kalaupun ia dapat menaiki puncak gunung terindah di Jawa Barat, itu semua disadarinya sebagai belas kasih Sang Penciptanya, bukan kemampuan dan kehebatannya sendiri.

Cerita dimulai dari sehabis beres tht. sudah menanti janji anak bupala, pada mau jalan katanya, konon mau ke argopuro. yach udah jadinya cari bahan referensi ke sana. gilee keren abis, kalo Tuhan ciptain Indonesia itu betul-btul indah banget, cuma kita aja orang lokal yang gak tau betapa indahnya rumah kita sendiri. Hhhmm tapi enath kenapa karena alasan2 yang enath berantah, jadinya gak jadi. Hiks, sedih nih. Makanya gue langsung rencanain ke untung jawa, deket, murah, dan bageuuus, sembari punya planB ke gunung Gede. Rupanya gayung bersambut, plan B-nya ini yang dapet partner, Dody. Dody kukenal saat naik bus pulang pergi, dia biasa naek jatinangor elang atawa dipati ukur mpe mohamad toha ajah. Lumayan capetang orangnya, cuma seluk beluk pribadi sih superfisial banget, tapi dia masih tergabung dalam damri-ers. Tapi ya udah yang penting teman seperjalanan lah, sama-sama tujuannya mau ke gunung gede.

Hari-hari awal dimulain dengan berbagi tugas. Aku nyari informasi ttg tngp,rute, dan orang ketiga yang mau diajak jalan. Dody ngurusin logistik lalalala. Di pihakku kerasa banget susahnya mencari orang ketiga buat naek gunung, giling pisan, mpe putus asa. anak-anak bupala pada ngacir, gak mau pergi, djaya yang mulanya mau eeh gak mau juga tuh, walah gimana dunk. setau gue sih kuotanya kudu 3 orang. nyaris putus asa, maklum susah karena udah menjelang masuk magang, semua orang sibuk mau survey ke tempat magang masing-masing ya nganter surat ya sekalian cari kostan. Memang tempat magang kali ini jararauh, tapi menurut gue sih top-lah dapet rsud mah pasti dapet pengalaman banyak, daripada salamun paranti ngalamun dan sartika asih atau sariningsih, hoek dah moga gue gak dapet di situ. Kembali lagi pada cerita persiapan ke gunung gede, gue sih da pesimis dapet pergi, apalagi ditambah pas telepon yang nerima teleponnya jutek abis dan gak bersahabat banget dah. malah gue bilang sama dody gak jadi aja yuk atau ganti posisi jalan. tapi dody orangnya optimis. dia selalu punya harapan tentang sesuatu. dengan optimis, maka kita pun mempunyai pengharapan dan mau berusaha meraih apa yang kita cita-citakan. Ada titik terang kembali, ternyata via telp tngp bilang boleh, dan hari itu juga kami harus ngefax data diri via ktp yang cuma berdua itu. Alhasil kami nyari tempat ngefax, jaman gini masih pakai fax, walah-walah. Disisir deh daerah rshs, dari jalan kesehatan mpe sederhana pasar, eeh ketemu ketemu di d mesjid di jalan sejahtera gituh kalo deket jalan waspada kalau gak salah tuh nama jalan. 4000 perak ajah, lumayan deh, dapet angin segarr, satuu langkah maju lagi. Sekalipun orang ketiga masih ngambang dan ngegantung. Huhuhu dasar susahnya cari orang yang sama nekatnya buat jalan2.

Menjelang keberangkatan, nominator yang diajak berangkat sebagai orang ketiga sudah termalkan satu demi satu berguguran; anes, temen sd gue; fathul, dia mau ke karawang survey; jaya, menolak mentah2 . hmm, akhirnya ya udah 2-an aja dech. ngeri juga sih, soalnya standar palawa kalo berangkat 3 orang, ya buat safety sih kalo ada apa2. tapi dasar nekad ya udah jalanin aja dech masak udah dapet kemudahan mentok gituh ajah. Di rumah juga gue gerilya, buat dapet ijin pergi. Pas malem bilang sam anyokap mau pergi. Pas pagi bilang sama tante. Papi mah gampang lah, ntar juga kelimpahan informasi dari para ibu-ibu ini. Mulanya mereka sih gak terlalu resisten, tapi tiba2 dalam waktu 1x24 jam mereka jadi ngotot ngelarang gue pergi, apalagi cuma berdua aja. OMG, kumaha ieu, udah nyaris prung mau pergi malahan kehambat di rumah. Memang waktu itu lagi ujan gede-gedenya,pake petir lagi. pastilah mereka pada kuatir sama keselamatan gue. Nyuaris emosi juga sih gue, tapi berusaha tenang menjelaskan bahwa gunung gede itu gunung wisata, jalurnya jelas, ada shelternya, gak terlalu susah deh, tenang saja. Tapi cuaca saat itu tidak mendukung deh, bikin mereka kebat kebit. Aku tak bergeming, tetap mau pergi namun tidak cowong melawan, sembari berharap akan ada terobosan. Dan terjwab tiba2 nyokap dan sekeluarga dody mau pada pergi juga, jadi kita dianter sampa ke cibodas. Ga tau ya ada angin apa, tapi keluarga dody dukung banget anaknya mau naek nih, hahaha mpe heran. kalo ortu gue kuatir langsung stop anaknya berhenti, kalau mereka guide anaknya sampe sana. salut juga sih, jadi pengen tau kaya apa sih ortunya dody,hehehe

Ortu gue melunak, tapi tetap berkeras supaya gue gak nginep tapi pulang lagi aja sama keluarga dody yg katanya mau mancing di air terjun cibeureum. Aku pun berdoa sama Tuhan tolong banget supaya h-1, h+1 sampai +3 bakalan cerah gak ada ujan, supaya hati ortu gue melunak ngijinin pergi. Sembari berdoa terus sepanjang hari (segitu getolnya mpe tiap liat awan gelap menaungi langit gue langsung berdoa, dan Tuhan betul2 ngusir awan gelap itu ke tempat lain, hari itu cerah dan gak ujan kayak hari-hari sebelumnya). Gue belom pernah seserius itu, sampe tiap liat awan item gue berdoa dengan penuh harap dan percaya, dan Tuhan mengabulkannya. Meski gue gak declare sih bahwa kalo gak ujan hari ini berarti gue diijinin pergi. Hari itu cerah, dan ortu gue melunak, mereka melepas gue pergi dalam damai sekalipun mereka dalam raut wajah mereka penuh kuatir.

Malemnya aku janjian ketemu sama dody di rumahnya, biar bisa berangkat pagi-pagi dari sana aja. lagian gue gak yakin bokapku itu mau disusahin sama diriku untuk nganter ke dody pagi-pagi buta,titik. males juga mintanya, ntar panjang lagi, malah gak diijinin pergi ah. Tapi the prob kumaha perginya tuh, beruntung ada teman lama yang entah bagaimana bisa dimintain tolong. Tuhan rupanya mengirimkan pertolongan via tls, dia mau periksa "bisul-bisul aneh" yang muncul di betisnya sbelah kanan (Dx/ folikulitis ar. crusris dx; Th/ krim neomycin 4dd1. Yau dah sekalian diperiksa sekalian aku mintain tolong anter ke pelindung hewan no2 rumahnya dody.Dia setuju, sepanjang jalan dapet wejangan juga dari albert tentang kegiatan alam bebas, lumayan dapet pencerahna juga menganai 7 hal paling penting dibawa ke alam bebas. 1. pisau, 2. korek api. 3. tali 4.baju hangat 5. pluit 6. kompas 7.alat p3k. itu esensialnya, duh maaf kalo ada yg salah short term memori gue rada kurang bagus nih, kudu diulang-ulang baru nerap. lagian katanya bawaan gue kebanyakan, begitu... Di jalan juga dia banyak cerita tentang pola muridnya yang males dan pikir semua bisa dibeli dengan uang. Gawat banget dah anak jaman sekarang, bawa busur derajat aja gak tau kudu beli dimana.

Pagi2nya jam 5 pagi, gue dody sama keluarganya berangkat. Di jalan mereka emang berisik juga sih, lain dengan keluarga gue yang antengnya anteng aja. hahaha, mungkin tipikal orang batak kali yah. mulai dari a sampe z bisa dibicarain, tapi jadi gak bosen sih. Keluarganya dody gak cowo gak cewe peduli politik, melek dah. mereka gak segan2 kritik pemerintah. Rupa2nya mereka ini kontra sby, trus eks agen2 golkar, walah salah besar kalo mengkritik golkar di jaman orba di depanmereka. Kalo bokap bilang golkar menang gara2 neken pns supaya milih golkar semua kalo gak gak bakalan naek pangkat, mereka dengan berapi-apinya bilang itu karena kaderisasi mirip mlm yang sukses biin golkar menang terus. Ah sudahlah gak papa, lagian napa lagi harus ngeributin masalah plitik yang gak ada untungnya juga buat diributin,hehehe. chinese banget sih gue, hehehe

Gak kerasa hari udah menjelang terang, sinar matahari yang cerah udah moncorong di langit menyinari langit biru daerah puncak, udara segar menerpa, ketika kami sudah melewati kawasan cianjur. Tiba-tiba dari kejauhan keliatan gunung besar ngabedega di kaca sebelah kiri, dua besaudara bertengger di dataran cianjur. Yang satu keliatan megah, yang satu keliatan anggun. Gunung gede dengan mulut kawahnya yang lebar tampak berdiri megah, lebar besar menambah kekaguman.nya pangrango, saudaranya berupa kerucut anggun menjulang ke langit berdiri di sampingnya. bagai bima dan arjuna. Bima yang gagah perkasa, dan arjuna yang tampan rupawan. Dody sih bilangnya gunung itu cantik, tapi aku lebih melihat mereka bagai 2 ksatria lelaki yang gagah dan rupawan. Bukan penyimpangan seksual khan,hahaha

Makin dekat kami ke arah cibodas, pas di pertigaan paragajen kami belok kiri persis ada plang taman raya cibodas. makin mendekat makin buat drenalin terpompa, serasa degdeg-an tidak percaya akhirnya kami bisa sampai di tempat yang kami tuju, dengan rupa2 kesulitanakhirnya Tuhan mengahntarkan kami kemari dengan cara2 yang di luar bayangan kami sebagai manusia. Jam setengah delapan lewat tibalah kami di kantor konservasi alam taman nasional gunung gede pangrango. enaknya sih tngp tapi ternyata resminya tnggp soalnya ada sisipan kata "gunung". Jam delapan barulah kami akan mengurus surat-surat ijin soalnya baru buka jam segitu.

Sambil menanti, kami mampir ke sebuah warung makan di depan tnggp. Di sekitar kawasan tnggp banyak lapak, rmah makan, toko outdoor. tmpak sepi, mungkin karena masih pagi kali ya, lagian hari biasa/kerja juga. mana ada yang sengaja dateng kemari kecuali orang-orang pengangguran kaya kami. Nasi goreng "keasinan" menyambut sarpan pagi kami, mungkin yang masaknya udah kebelet kawin cuma belom kesampean aja hahaha. Harganya lumayan lah 9 rebu perak, tapi gorengannya standar lah5000/biji enak lagi. Gue suka tempenya, hahah atipikal keluarga sutedja yang diburu pasti tempe goreng, hahha. Di sekitar situ jutga ada toko p en d jadi bisa belanja yang belom lengkap, yaitu margarin. di situ gue liat ada lilin tapi ghak ngeuh. nanti di cerita selanjutnya baru kerasa pentingnya lilin.
Diantara sesak desaknya lapak, di sebbuah pojok ada sekre montana, klub pecinta alam yang jadi "tuan rumah" tnggp, gak mampir sih. konon kalo punya kenalan di sini, montana bisa jadi shortcut masuk tnggp yang rumit banget perijinannya.

Jam delapan lewat, kami bergegas masuk ke kantor. Tak seperti pelayananpublik lain oleh pns yang bukanya lelet, jam segini udah ada resepsionis di meja tamu. wah langsung kami nyosor ke sana. fax kami sudah ditemukan tapi malah tiba2 dibilang ada masalah. rupanya setelah ngefax harus kemari lagi, omg gak friendly user banget sih. masak udah ngefax harus perijinan lagi dateng ke sini baru kapan2 lagi bisa naek. kami disaranin naeknya ntar, soalnya belom ada simaksinya (surat ijin masuk lokasi). lho3 jadi bingung gue, kenapa berbelit2 begini. petugasnya juga rada nasteung dan bikin nasteung, dia suruh kita baca aturannya. lha kalo tau gini mah gak dateng atuh bis katanya bisa makanya dateng juga. mana tuh yang namanya mbak selvi (untung aja si dody nanyain nama orangnya). lagi2 lucky bisa cari kambing item, mbeek. petugasnya tetep ngotot kita salah apalagi posisi kita terjepit karena di peraturan jelas2 tertulis 3 orang minimal. walah, makin putus asa, gue sih udah patah arang, bete abis udah jauh2 lho kok masa cuman mpe sini aja. huaaaaa pengen nangis mana udah kostumnya kayak pendaki lagih, ghaya gituh... pihhh. hahaha. gue berdiam diri speechless ga tau mau ngomong apa,cuma bisa diem seribu bahasa, kalo gue pribadi sih bakal bete terus pulang, tapi mungkin kagum juga sama dody dia masih sabar ngurusinnya dan terus lobi lagi lobi lagi sampe ada celah. pokoknya dalam hati dia sudah bertekad kudu naek apapun yang terjadi. alhasil kita agak ngeles sedikit bahwa kita emang udah bawa pendaki lagi 1 orang, terpaksa mas tri, omnya dody kita libatkan dengan paksa, hahha. akhirnya petugas tnggp pun mengiyakan. kita pun disuruh memperbaiki fax kita itu. ya udah akhirnya kita cari tempat fotokopian, thanks God banget udah rencanaNya kita dianter bonyok dody supaya kita bisa cari tempat fotokopi yang ternyata jauh juga di pertigaan paragajen tadi. selain itu bisa cari orang ketiga supaya bisa masuk ke tnggp, kalo kita cuma berdua doang, naik busa lagih, mana bisa sampe ada kaya begini. hmmm emang sih rada tricky dan bohong, cuma terharu juga ada jalan keluar dari semuanya ini. lega namun disertai kebimbangan kumaha lamun ntar diparios di pos1, kumaha tah. apa kita nyewa porter atau joki aja ya biar keliat 3 orang, duh ga tau deh. akhirnya keluarga dody sepakat mau jalan mpe air terjun cibeureum, nemenin biar lolos lah di pos 1. wah jadi kayak anak esde mau masuk seklolah dianter ortunya, hahha. ada ema, bokap, mas tri, sama dedenya dody. kita kayak rombongan keluarga mau kemping. udah kebat-kebit pas di pos 1 kirain bakal di bongkar isi tas dan diperiksa 3 orang apa gak. eh malahan kita naek 4 orang juga bisa, gak bayar tiket aer terjun lagi,hahaha. apa karena si aa di pos1 terkesima sama dedenya dody ya, walahualam bisa jadi tuh. lega juga lolos di situ.di tngah jalan mas tri udah bilang gak kuat, jadi mereka mas tri sama dedenya dody turun akhirnya kita pun kembali benar2 berdua. kalo bonyok dody mah udah tumbanh duluan di pos1, mereka jadinya ngendon di kantin di situ yang lagian kalo gak jeli atau tanya2 mana tau sih ada kantin di situh...

perjalanan mulai terasa mendebarkan memasuki hutan tropis yang katanya paling bagus di pulau jawa. di kiri kanan kurang lebih ada 20an pohon besar yang diameternya 3 pelukan orang dewasa, waw keren pisan dech. ada papannya bilang itu pohon rasamala, the queen of the tree. emang menjulang nbanget sih, mirip pohon yang ketemu di kebunteh montoya di bunijaya. batang merah besar agak melintir. tapi besar dan tinggi.Sepanjang jalan kerasa banget kemegahan huutan gunung gede, ya sepengalamanku sih hutan di gede masih rimbun dibandu=ingin hutan dago atau di arjuno welirang sekalipun. jadi emang kalo ketat ya itu udah seharusnya dijaga demi keberlangsungan konservasi di situ.

Sepanjang jalan udah ada tracknya terbuat dari bebatuan kali yang disusun membentuk jalan setapak, apik banget dah. tiba-tiba sampailah kami di rawa gayonggong, sebuah kawasan terbuka yang ditutupi rumput gayanggong, tinggi tinggi dengan tanah becek ya iyalah namanya aja rawa, gimana gak becek ya. konon di situ bekas kawah lama yang udah gak aktif lagi, di situ juga emang tempat melintasnya macan jawa, yang terkenal langka dan angker itu. tapi syukurlah sekarang rawa gayanggong ini sudah dibuat jembatan kayu yaa kurang lebiih sepanjang 500 meter lah, sehingga kita dengan mudah d kotor atau becek dsb dsb.an enaknya bisa melintas di atas tanpa takutPerjalanan di lanjutkan menuju ke telaga biru, aih indah banget lagi teelaga biru itu. airnya bener2 jernihh ditimpa sinar matahari jadi berwarna kehijauan dan biru yaaa toska lah. ditambah ada kumpulan bunga pacar2 di situ warna merah muda, yang bikin pemandangan di siitu jadi enak diliat banget. tapi kami pun menahan diri untuk foto2 supaya baterenya awet buat di puncak sana. langsung cabut dah ke panyangcangan.

perjalanan ke kandang badak tempat kami berencana ngekamp kira2 habis 5 jam lamanya. sepanjang jalan emang capek dan pegel dah, tapi asyik banget dodi orangnya rame jadi gak kerasa bosen jalan sama dia. banyak diajarin nyanyi nyanyi, jadi evrything mooves toward the time, ehhh gak kerasa udah nyampe lagi dah.
ada tempatt namanya air panas, jadi pas kita ngelintas jalan setapak yang dialiri air panas yang ngebul gituh, bisa tuh ngerebus telor atau masak popmie kayanya. lagian di air panas ini airnya gak asem. ppas pulangnya kita sempet berendem2 dulu, si dodi emang mau mecahin bula2nya yang jahat itu. diair sepanas itu juga tumbuh lumut yang mirip ager-ager, si dodi langsung nyosor makan tuh lumut, kalo gue sih gak ah, ogah bentuknya ill feel kayak leho ijo. di tempat ini juga pas pulangnya gue keilangan kacamata, duh mati banget dah teledornya gue pas rendem khan banyak uap jadi kacamatanya gak bisa liat baik, alhasil gue sangkutin di t-shirt. eh taunya jatoh entah dimana, mana beruap lagi mati dah nyarinya mpe ngebelel-belelin mata. gue nyesel banget emang gue agak nyombong di situ, gue ngerasa bisa cari tempat yang anget (bukan panas ya). gue mpe berdoa minta Tuhan ampuni aku yang sombong, dan minta Tuhan bantuin aku nyari. dan puji Tuhan, Dia nunjukin tempat kacamataku jatuh, nyelip di antara bebatuan kerendem aer panas, untung aja gak kebawa palid ke dasar jurang kalo gak kacamata gue tinggal kenangan deh.

Sebelumnya juga pas menuju air terjun di deket situ gue baru nyadar kameranya kaga ada, pas turun tuh kejadiannya gue langsung mikir sial jangan2 jatuh di jalan lagi. mana tempat kameranya khan item banget kayak batu. pas nyadar gue spontan ninggalin tas bilang dody suru tunggu aja di sini, ntar gue nyari sendiri ke kandang badak, siapa tau ketemu. harap-harap cemas sembari berdoa keras sama Tuhan mohon belas kasihan Tuhan, bukan cuma sayang sama hasil foto2nya aja sih tapi ngebayangin kudu gantiin kamera bokap itulah yang gue bikin meerinding pasti dimarahin banget dah.
Tapi lagi2 Tuhan masih menunjukkan kasih setianya buata gue, pe terharu, gue berhasil nemuin kamera tergeletak di kandang badak, di atas tumpukan daun pakis, so itemnya kontras banget khan sama ijonya daun pakis. omG gue makasih pisan sama Tuhan, di sepanjang jalan ue gak henti2nya berdoa terimakasih sama Dia, Dia denger dan tau apa yang jadi kebutuhan kita anak2Nya.

Di kandang badak kami ngekamp, sembari masak makan malem dan paginya jam 4 kami mulai cabut dari situ menuju puncak gede. sembari tersesat tea lagian, hah dasar dah. akhirnya buka buku gue yang mountain climbing for everybody ternyata ada penala kompasnya ya udah jadi buka kompas ikutin arah selatan.
sampe ketemu papan petunjuk arah gede. arah puncak yang dibuka arah kawah mah ditutup soalnya pernah ada gas beracun di gede. alhasil ya udah ikutin aja treknya. nanjak pisan (gak kebayang dah kalo waktu itu gue sama dody mutusin naek ke pangrango) konon lebih terjal lagi pas muncak.
kalo naek gunung itu emang bukan gunung yang ditaklukin tapi diri kita sendirilah. dody bilang fisik pasti ngedrop, tapi mental lah yang bikin kita bisa punya kekuatan nyampe. gue sih percaya bukan mentral aja tapi Tuhan lah yang sungguh boleh ijinin gue ke sana. kalo Ia yang ijinn pasti gue bisa nyampe tuh ke puncak, asyiiik.

pas nanjak gunung selalu ada pikiran untuk menyerah, karena merasa tidak sanggup untuk melangkah apalagi liat terknya yang kerasa makin nanjak dan gak nyampe2 aja dah. pengennya sih tuh gunung diturunin puncaknya biar saat ini juga kita bisa liat puncak, atau ninggalin tas beban kita trus lari ke puncak ntar kalo udah kenyang liat sunrise baru kita ambil lagi bawaan kita yang segede gaban/ bagong itu.
sadar gak sih itu mental s.ked bangat sering kali gue pengennya dosen yang nurunin standar. atau kita diberi keringanan untuk tidak "memikul salib" yang ada di bahu kita. kita berteriak dan mengadu sambil memohon kiranya Tuhan mau menyudahii kesusahan kita, atau menurunkan standar ujian \yang Dia beri. Daripada minta kekuatan dari Dia untuk tolong kita mengatasi masalah2 yang jelimetnya banget ini.

Tuesday, June 16, 2009

Ketenangan yang Menghanyutkan


6 hari lagi aku akan mendaki gunung besar yang namanya "Ujian Komprehensif". Oncho mah udah panik, duh gimana ya ntar ujian. tapi anehnya gue masih tenang aja nih. tenang fisiologis atau patologis? gue gak tau sih. tapi gue nyantai abis dan terjangkiti virus oldies namanya "malas". huaaa. hari ini gue malas keluar rumah, malas belajar, dan malas mengingsutkan badanku ke kost-an oncho buat belajar.
Sekilas ada juga sih perasaan "duh gimana ntar ya?", tapi lagi2 kebiasaan buruk gue adalah senang menunda-nunda pekerjaan, terutama menunda sesuatu yang tidak disenangi. termasuk salah satunya belajar. merasa payah, di usia yang menjelang 24 tahun, masih juga malas belajar, masak kayak anak SD ajah disuruh2 ortu buat belajar. usia segini kudunya gue udah mandiri dan bisa mutusin yang terbaik buat diri sendiri. gue tau yang baik tapi ketika gak nyaman dan gak enak gue taruh itu ntar2, walah.

Ayo, semangat atuh,bud! ingatlah jargon yang tertulis di desktopmu sendiri:
"Belajarlah sekarang, karena jika tidak suatu hari nanti kau akan tetap akan belajar seperti saat ini juga". apa yang belum dipelajari sekarang atau sengaja dihindari sekarang kelak akan lebih terpaksa lagi dipelajari. lagian seorang dokter tidak dapat menduga pasien apa yang akan datang padanya, jadi benar2 seperti Hari Tuhan yang datang tiba2, demiian kelak sebagai seorang dokter, aku akan diuji setiap saat kapanpun itu dan dimanapun itu. so from my cognitive area order me to learn now!

Monday, June 8, 2009

My Violin, My Friend


Tidak seperti anak2 kecil saat ini, yang ortunya melek pendidikan musik. aku baru diperkenalkan utuk menguasai alat musik saat kelas 3 smp. memang agaknya sudah keburu jangkung dulu baru belajar musik, padahal golden periodenya udah lewat. tapi saya tetap bersyukur pengalaman bermain musik telah menghiasi hari-hariku menjadi lebih berwarna dan indah.

kurang lebih 4 tahun aku belajar biola, memang aku tidak secemerlang rekan-rekan yang lain sehingga tidak terlalu pesat. tapi khan yang penting rasa tidak berkata bohong, aku menikmati setiap gesek bunyi yang tercipta dari biola cremonaku ini. ketika suntuk, bermain musik benar2 menjadi penyaluran rasa sumpek dan suntuk yang terpendam, selain itu belajar untuk tidak cepat putus asa. kadang ketika melihat kumpulan toge2 yang berserakan maka perasaan hati menjadi ciut. haduh kayanya susah deh. tapi terima kasih kepada pak suzuki, penciptametode belajar biola dari jepang itu. beliau menerapkan metode belajar biola seperti ketika pertama kali seorang manusia belajar berbicara. yaitu dengan mendengarkan , baru belajar aksara. demikian pula dengan metode suzuki adalah suatu pemicu semangat buat diriku karena telah mendengar musik dari partitur ternyata sedemikian indahnya, sehingga menjadi motivasi untuk menirunya secara pribadi dengan tidak kenal menyerah. kadang bisa cepat menyelesaikan satu lagu tapi kadang sampai bosan 1,5 bulan tidak selesai2. tapi ketika berhasil "menaklukan" lagu-lagu sulit itu, rasanya senang sekali. seolah melihat liukan jalan setapak yang kita lalui kemarin dari puncak gunung yang kita jejaki pagi ini. memang kadang makin togenya beertaburan makin enak juga didengar hasilnya.

setelah sempat vakum selama 4 tahun, aku kemabali membangunkan kembali kawan lamaku dari sebuah kotak kayu hitam yang menjadi tempat istirahatnya selama ini. aku serasa mempunyai hutang untuk kembali meneruskan pelajaran biola yang selama ini tertunda. serasa punya alat namun tidak cukup mahir untuk mengeluarkan segenap kemampuan yang tersimpan di dalamnya, maka aku memutuskan untuk kembali ke bangku les. kebanyakan kawan-kawan lesku adalah anak-anak sekolah, sesekali aku nyengir juga liat mereka, agaknya aku murid tertua di sekolah kami yang belajar les biola. saat ini aku kembali menikmati bukan saja nostalgia masa muda namun cara lain menikmati suatu komposisi karya seorang pencipta lagu. bagaimana unsur emosi tertuang dari tanda-tanda dimnamik di dalamnya, suatu ha sederhana yang kulewatkan saat pertama kali belajar. meskipun dalam hati timbul suatu pertanyaan substantif: apakah yang kucari kini? untuk apakah aku belajar kembali biola? setelah aku lebih mahir apakah ada tujuan mulia yang hendak kukejar dan kuraih? suatu pertanyaan yang belum dapat kujawab hingga kini. kuhela nafasku dalam, dan kembali kugesek kembali sahabatku, biola.

Friday, April 24, 2009

Gede Mt. 3019 mdpl



kenekadan kami berdua membuahkan hasil, mencapai puncak gunung gede. whuaaaa pengen nangis dan putus asa pas naeknya, tapi kalo udah nyampe lega banget liat pemandangan dari jauh rasa sayang-sayange. hahahaha. ayo,dod kapan kita maen lagih?

Moonlight Victory = Djaya Purnama?



ini dia hasil hunting foto rembulan pake tripod papi di depan halaman rumah gue. liat aja ada bayangan antenne teve kok. sayang telat 2-3 hari, kalo gak bisa dapetin rembulan purnama tuh. judul foto gue moonlight victory alias djaya purnama,hehehe. kayanya tuh anak lahirnya pas bulan purnama, jadi nyokap bokapnya kasih nama kemenangan (jaya) di kala bulan purnama bersinar.

Gaptek is No more



setelah melalui training bertahun-tahun dan latihan keras, akhirnya nyokap bisa ngetik pake word lancaaar. akh apa ntar kalo udah makin tua, kita bakalan makin gaptek ya?? susah menyerap teknologi baru.

Thursday, March 5, 2009

Nostalgia di Bus Damri


Naik bus damri mengulang kembali suka duka selama jadi mahasiswa
sarjana. Tidak terhitung puluhan bahkan mungkin ratusan emosi yang
tertuang dalam benakku di dinding2 bus damri. Sedih, senang, takut,
gelisah,marah hingga panik semuanya mempunyai komposisi dalam memori
yang terkenang.

Semuanya nyaris tidak berubah, kecuali penumpangnya dan harga bis yang
sudah beranjak naik menjadi 3200 rupiah. Kondektur masih bapak2 yang
itu itu juga. Ngetemnya pun masih lama, menunggui para penumpang yang
tidak kunjung datang-datang.

Tiba-tiba perhatianku tersedot oleh dua orang lelaki muda berkaus
putih. Yang satu menenteng kotak kardus, yang lainnya dengan
cekatannya membagikan selebaran2 fotokopian, yang akhirnya hinggap di
tanganku juga.Di kausnya tertulis singkatan besar-besar, sesuatu yang
kudengar sebelumnya.

KPJ begitulah mereka menamakan diri. Singkatan dari Kelompok Penyanyi
Jalanan, kadang ditambahkan embel-embel KOJ Katapang merujuk kepada
tempat mangkal mereka di Jl.Katapang dekat Stadion Sidolig (Persib).
Grup ini pernah kutemui di bus damri juga, waktu itu kali pertama
mereka muncul di muka umum. Dengan penampilan seadanya serta
fotokopian juga yang berisi kliping2 bencana (banjir di dayeuh kolot
kalo ga salah). Mereka sambil gugup dan terbata-bata mengungkapkan
maksud dan tujuan mereka untuk mengumpulkan dana bagi korban banjir di
dayeuh kolot.

Kini penampilan mereka lebih rapih, kotak kardusnya pun diplester
lebih apik, jugabicaranya pun tampak lebih teratur dan berbobot yang
intinya mengajak seluruh masyarakat pengguna bus damri apapun ekonomi,
suku, agama, dsb dsb untuk rela menyumbang untuk bencana longsor di
bengawan solo.Hingga fotokopiannya (yang kini lebih tebal
halamannya)pun ditempeli dengan kliping-kliping koran yang meliput
bantuan yang mereka sampaikan di berbagai tempat yang menyiratkan
pesan bahwa sumbangan anda pasti akan kami sampaikan pada mereka yang
membutuhkan (menambah poin kredibilitas).

Pengalaman kali ini membuat saya berdecak kagum sekaligus haru.
Melihat orang-orang sederhana, yang sering dipandang sebelah mata oleh
orang-orang (sebelah mata?? kaya ngintip dunk) mungkin dengan
pendidikan yaah mungkin SMA pun tidak tamat (makanya jadi pengamen
jalanan juga), namun memiliki hati dan semangat untuk membantu sesama
yang membutuhkan. Dan dimana ada kemauan disitu ada jalan dan bantuan
nyang terulur.

Saturday, February 28, 2009

Galunggung Report: Yang Jago Bikin Kejutan


Perjalanan yang tidak direncanakan itulah mazhab yang dianut oleh teman-teman seperjalananku. Konon makin direncanakan, makin pula tidak akan terlaksana. Namun aku punya pendapat lain untuk ini. Gagagl merrencanakan sama dengan merencanakan untuk gagal. Yah demikianlah perjalanan kali ini meski sudah digaungkan namun karena tidak terencana serta tiba-tiba si dance dan dimer membatalkan keberangkatan akibat ada urusan yang lain, perjalanan kali ini nyaris saja gagal. Perasaan gondok ada juga sih, ghimana enggak masa gara-gara orang gak mentingin trus kita jadi gak jalan-jalan. Apalagi jalan-jalan agaknya penawar mujarab saat kita stress dan tertekan dalam pusaran ilmu penyakit dalam yang membebani otak. Seperti kuda meringkik hendak mencari lepas dari pingitan.

Murah dan meriah, prinsip utama yang dianut para backppacker. Perjalanan dimulai dari jalan sampurna, tenaek angkot sampai cicaheum. Disana kami naek elf ke Singaparna. Tarifnya kurang lebih 50000/3 orang, waktu tempuhnya cukup lama abis muter-muter dulu di garut. Jalur yang dilalui medan tanjakan menuju garut lain dengan jalur tasik yang lebih landai dan jalannya besar-besar.

Capek juga bercerita terlalu detail, ah aku cerita aja yaa yang paling berkesan adalah Allah yang memenuhi kebutuhan manusia. Saat itu setelah naik angkot ke Galunggung dari Singaparna waktu sudah menunjukkan pukul setengah. Ketemu ibu-ibu katanya kita bakalan kemaleman itu sih. soalnya lama ke sana dari singaparna teh. laian angkotnya juga paling terakhir adanya jam setengah empat sore. trus gimana mau pulang nih. kalo nt ar nyampe jam setengah tiga artinya cuma punya waktu bentar banget di galunggung dunk. haa laah capek di jalan dunk. Saat -saat begini pengen banget kemping jadi bisa nginep di situ. Tapi sayangnya gak bisa deh. Mau nginep dimana maksudmu? Ada sih musholla keciil di pinggir danaunya, tapi duh gak kebayang pasti dingin banget deh dan laper abis gak bawa apa-apa buat makan. masak musti ngemis-ngemis sama pandaki yang kemping di situ juga. Duh malu-maluin ajah deh.Kenyataan ini bikin aku jadi makin resah aja, sementara temenku yang dua lagi daz dan yuntje mah alon-alon we. Gilee benr. yapi meski dengan kekuatiran resiko gak bisa pulang itu memang suasana di galunggung itu menenangkan jiwa membuat mata terpana, ingin untuk mengaso-ngaso lebih lama dari wwaktu yang ada. namun sama seperti perjalanan sebelumnya, Tuhan agaknya telah menyediakan kejutan-kejutan untuk manusia-manusia yang terhimpit seperti kita ini. Pas anteng foto-foto ehh tiba-tiba ada orang menyela, ternyata pandu. dia bawa mobil, akhirnya kami diajak pulang naek mobil. ya elah syukur banget. Memang Tuhan itu jagonya bikin kejutan.

Friday, February 20, 2009

Mengantuuk Melulu, kenapa nih??


Selama di IPD udah berkali-kali gue ketiduran pas perseptoran. Duh gimana lagi yak? Udah mah perseptoran teh siang-siang. Waktu-waktu masa pencobaan sangat berat. Sesudah makan tubuh pun mengalirkan darah lebih banyak untuk menjemput sari-sari makanan hasil pencernaan kita. Jemput bola-lah istilahnya mah. Akibatnya di tempat2 yang lain menjadi lebih sedikit darahnya. Termasuk di otak kita. Padahal darah mengangkut oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme. Akibatnya kekurangan oksigen membuat kita menjadi lebih mengantuk tuk tuk.
Sudah berusaha kubelel-belelkan mataku, sambil kukucek-kucek biar lebih segaaar. Hiks tapi kadang seketika tiba2 blackout, aku pun tanpa sadar terhilang dari peredaran hingga seorang teman mencubit, menoel, menginjak kakiku biar hudang deui. Paaaraah paaaraaah...
Udah coba tidur lebih awal, tapi tetep ngantuk. Apalagi kalo tidur nyubuh lebih parah lagih tuh.Minum kopi, otaknya terang tapi capeknya sih tetap. Kadang suka gak nyambung tuh, pertanda error.

Pilih mana: Puyer apa Batu?

Beberapa hari ini kita disibukkan dengan berbagai berita mulai dari dukun cilik ponari hingga kontroversi puyer. Dukun cilik yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Uuuh lihat saja ribuan orang memadati jalan menuju rumah tempat sang dukun cilik, sampai2 membludak dan ada yang pingsan segala. Dengan berbekal segelas air dan sejumlah uang sumbangan mereka rela mengantri berdesak-desakan demi momen sang dukun cilik yang sudah lemah lunglai itu (kecapean melayani pasien) mencelupkan tangannya yang menggenggam batu (dibilang batu ajaib).
Lain halnya dengan kontroversi puyer. itu Ramai-ramai orang menggugat higienisitas dan keampuhan puyer. Memang sih puyer yang sering disebut serbuk bagi itu cuma dibungkus kertas doang, mirip2 jamu nyonya meneer yang kalo mau disobek dan diseduh. Sebenarnya sih pasien tidak perlu terlalu kuatir dengan serbuk bagi khan dibuatnya juga tidak dalam jumlah banyak serta dibuat oleh apotek bukan orang sembarangan tetapi betul-betul oleh apoteker atau asisten apoteker yang sudah belajar dan mengerti tentang cara pembuatan obat yang baik.
Memang aneh yah orang Indonesia itu, di satu pihak takut (atau ditakut-takuti media) dengan puyer yang direepkan dokter yang jelas-jelas sudah belajar dan punya ilmunya, di pihak lain dengan antusias mencari kesembuhan dengan datang ke dukun. Padahal baik itu batunya maupun air keramatnya lebih meragukan higienisitasnya untuk dikonsumsi.
Cabe merah pun geleng-geleng. Inilah fenomena sosial yang ada dan nyata di sekitar kita (niru kata-kata prita laura metro tv). Jadi mau pilih puyer apa batu?