Beberapa hari ini kita disibukkan dengan berbagai berita mulai dari dukun cilik ponari hingga kontroversi puyer. Dukun cilik yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Uuuh lihat saja ribuan orang memadati jalan menuju rumah tempat sang dukun cilik, sampai2 membludak dan ada yang pingsan segala. Dengan berbekal segelas air dan sejumlah uang sumbangan mereka rela mengantri berdesak-desakan demi momen sang dukun cilik yang sudah lemah lunglai itu (kecapean melayani pasien) mencelupkan tangannya yang menggenggam batu (dibilang batu ajaib).
Lain halnya dengan kontroversi puyer. itu Ramai-ramai orang menggugat higienisitas dan keampuhan puyer. Memang sih puyer yang sering disebut serbuk bagi itu cuma dibungkus kertas doang, mirip2 jamu nyonya meneer yang kalo mau disobek dan diseduh. Sebenarnya sih pasien tidak perlu terlalu kuatir dengan serbuk bagi khan dibuatnya juga tidak dalam jumlah banyak serta dibuat oleh apotek bukan orang sembarangan tetapi betul-betul oleh apoteker atau asisten apoteker yang sudah belajar dan mengerti tentang cara pembuatan obat yang baik.
Memang aneh yah orang Indonesia itu, di satu pihak takut (atau ditakut-takuti media) dengan puyer yang direepkan dokter yang jelas-jelas sudah belajar dan punya ilmunya, di pihak lain dengan antusias mencari kesembuhan dengan datang ke dukun. Padahal baik itu batunya maupun air keramatnya lebih meragukan higienisitasnya untuk dikonsumsi.
Cabe merah pun geleng-geleng. Inilah fenomena sosial yang ada dan nyata di sekitar kita (niru kata-kata prita laura metro tv). Jadi mau pilih puyer apa batu?
yay!!!!!!! akhirnya cb update!!!!!
ReplyDelete