Powered By Blogger

Sunday, August 9, 2009

Blessing in each steps

Dari awal kami memang berencana tidak penuh 2 bulan tinggal di rumah sewaan di jalan patriot,garut. L;etaknya yang jauh membuat kami mempertimbangkan kemungkinan saat stase di bagian anak kelak. Saat di ipede sih masih keburu, bisa naik angkot jam7an, sekitar 10-15 menit sampai. Tapi di anak?? Harus masuk jam setengah lima pagi? OMG, kayanya gak mungkin dech, apakah sudah ada angkot atau belum saja tidak tahu tuh. Akhirnya kami pun berbulat hati untuk ngebooking kostan eks kelompok abed di sukapadang patrol.
Kepindahan kami ke kostan baru memang agak disesali oleh beberapa orang dari kami. Agaknya kami sudah enjoy dan kerasan di rumah dr.wi ini. Sekalipun dengan berbagai kekurangan dan bencana yang silih berganti; ranjang jebol, wc mampet, keran bocor, dsb dsb tapi menyewa sebuah rumah sedikit banyak memberikan atmosfer suasana homy yang terhilang selama kami magang di garut.
Yang paling nyata merasa menyesali rencana kepindahan kami adalah salah seorang kawan kami jimbo. Ruang tamu kami yang megah dan panjang merupakan daerah jajahannya secara de facto de jure. Tidur menggelandang di ruang tamu sambil dininabobokan suara2 gaduh televisi. Belum lagi hobinya main gitar dikawani amplinya bukan saja sekadar membuat meriah suasana di rumah tapi juga sekaligus menyalurkan hasrat kecintaannya pada musik. Di mataku, musik bagi jimbo adalah nafas dan makanan pokok yang menyambung hidupnya, bahkan sesering dia melepus batang-batang rokok di mulutnya, sebanyak itu pula dentingan nada-nada yang dihasilkan oleh jari jemarinya yang handal. Meski demikian rencana kepindahan kami sudah bulat, sekalipun banyak rintangan, pertimbangan pindah ke kostan baru adalah sudah final. Segurat kecewa tidak dapat ditutupi menyembul masam dari wajah jimbo.
Jam 12 malam, suasana hening pecah oleh deringan telepon. Ariff yang sedang terbuai dalam tidur tiba2 terhenyak dari empuknya bunga2 mimpi terhempas ke lantai kenyataan yang dingin dan beku. Jimmy menelepon ariff memeinta bantuan karena mobilnya kecelakaan di rancaekek. Peristiwa tidak terduga, dalam hitungan detik sebuah mobil menghantam baby blue jimbo dari belakang menyebabkan kereta kencana jimbo menabrak sebuah truk di depannya.
Naas, baby blue jimbo “indreyent” di bengkel menanti perbaikan di sana sini. Nasib buruk yang tidak disangka. Namun di lain pihak jika dikaitkan dengan kostan yang baru, aku merasa ini semua sudah jadi rencana Tuhan. Bagaimana jadinya kami jika tidak pindah dari rumah sewaan kami yang jauh dari rumah sakit itu, sementara baby blue tumpangan kami tidak bisa dipakai. Masak menggelandang cari angkot jam setengah 5 pagi selama satu bulan penuh. Weleh2, semuanya sudah diatur oleh yang diatas. So seperti alunan sebuah hymn... it is well it is well with my soul. Everything in God’s hands. Dont worry...
Tatkala bulan tak bersinar, langit malam dihiasi bintang-bintang...

No comments:

Post a Comment