Powered By Blogger

Thursday, September 2, 2010

Konfrontasi Indonesia-Malaysia: Kita Ribut, Siapa yg senang?

Ribut-ribut menggelora di seluruh penjuru Indonesia, menyatakan ketidaksenangannya. Nyaris semua media mengipasi untuk segera berperang ddengan Malaysia. Apalagi sudah sekian lama harga diri bangsa terasa terinjak-injak oleh kelakuan negeri jiran. Ya, emosi di satu sisi tapi di sisi lain kita harus bermain bijak dalam menghadapi keadaan. Sama seperti peribahasa hati boleh panas namun kepala harus tetap dingin. 
Ketidakpuasan terhaddap pernyataan presiden yang dinilai lembek oleh kalangan,  sungguh wajar, karena kita rakyat sebagai kritikus abadi dengan mudah gampang mengeluarkan pernyataan dan tidak harus bertanggung jawab. Namun SBY sebagai presiden tentu perlu bijkasana dan hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan yang dapat berimplikasi panjang karena statement yang gegabah. Mencuplik pernytaaan Winston Churchil yang menyatakan, mengumumkan perang itu mudah namun setelah itu kita menjadi budak dari perkataan kita, dan akibat perang itu sudah dipastikan rugi, jangan sampai karena terburu nafsu menyatakan perang, kita merugi dan menanggung malu.
Apalagi kita tahun depan kebagian menjadi ketua ASEAN, apatah dikata jika ketua yang berdaulat sedang mengumumkan perang  terhadap salah satu anggotanya sendiri. Maka tampaklah rumpun padi yang terikat itu sedang terbakar dan membara menjadi sekam. 
Baiklah kita sebagai rakyat menahan lidah, berpikiran jernih dan serta berefleksi. Apa gerangan yang saya bisa sumbangsihkan bagi kemajuan negeri ini, supaya besok kelak negara saya akan termuliakan dan harum di seantero negeri? daripada kebakaran jenggot akhirnya asal pukul dan mendapat malu.
Lagi-lagi itu hanyalah pendapat saya. Saya cinta Indonesia dan ingin kita tetap bermartabat dan tidak malu apalagi terjerumus dalam perang yang tidak memberikan keuntungan apapun

No comments:

Post a Comment